Bolatimes.com - Mengenang kisah Agrippina Prima, pebulu tangkis Indonesia yang terpaksa pensiun dari bulu tangkis akibat Match Fixing dan kini menjadi Raja Tarkam.
Indonesia menjadi salah satu kiblat olahraga bulu tangkis dunia. Tak terhitung berapa banyak pebulu tangkis hebat yang lahir di Tanah Air di setiap generasinya.
Salah satunya adalah Agrippina Prima yang namanya melejit pada dekade 2010 an, kala dirinya menjadi salah satu pebulu tangkis spesialis ganda putra Indonesia.
Anak dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas ini sempat menggebrak di awal-awal kariernya kala berpasangan Marcus Fernaldi Gideon saat berhasil menjuarai Singapore International pada 2012.
Lalu, Agrippina juga mampu menembus banyak final turnamen BWF International dengan pasangan lainnya seperti Ricky Karanda Suwardi hingga Frank Kurniawan.
Tak cukup sampai di situ, Agrippina juga mampu merengkuh sukses di nomor ganda campuran kala berpasangan dengan Apriani Rahayu di Indonesia International pada 2016.
Kiprahnya tersebut membuat nama Agrippina melambung tinggi. Apalagi gaya bermainnya yang kaya akan trik kerap merepotkan lawan-lawannya.
Nahas, perjalanan Agrippina di kancah bulu tangkis dunia harus terhenti dan memaksanya pensiun dari dunia tepok bulu internasional.
Usut punya usut, Agrippina harus pensiun dari bulu tangkis internasional karena kasus Match Fixing atau pengaturan skor yang membuatnya mendapat hukuman dari Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF.
Kronologi Match Fixing Agrippina Prima
Baca Juga
Pada 2021 lalu, BWF menjatuhkan hukuman kepada delapan pebulu tangkis Indonesia akibat kasus Match Fixing, di mana salah satunya adalah Agrippina Prima.
Agrippina divonis melakukan Match Fixing selama periode substansial hingga 2019, saat ia dan para pebulu tangkis lainnya berkompetisi di ajang internasional level bawah.
Selain Agrippina, ada pula nama-nama seperti Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Putri Sekartaji, Mia Mawarti, Fadilla Afni, dan Aditiya Diwantoro.
BWF menyebut mereka semua mengatur dan memanipulasi pertandingan serta perjudian di dalam olahraga bulu tangkis.
Akibat vonis itu, Agrippina mendapat hukuman berupa skorsing selama enam tahun dan denda sekitar Rp98 juta oleh BWF.
Agrippina yang mendapat vonis itu pun memberikan pembelaan bahwa dirinya tak terlibat sama sekali dalam pertandingan yang terindikasi Match Fixing.
Ia menceritakan kronologinya, di mana Agrippina berkenalan dengan Hendra Tandjaya (HT) di Vietnam Open 2017. Usai berkenalan ia dimintai nomor telepon oleh yang bersangkutan.
Setelahnya, Agrippina dihubungi oleh HT tersebut yang memintanya agar mengalah di sebuah pertandingan dengan iming-iming uang Rp13 juta. Tawaran itu kemudian ditolaknya.
Apesnya, HT kemudian ditangkap oleh BWF beberapa hari kemudian dan saat Handphone-nya digeledah, terdapat obrolannya dengan Agrippina, yang membuatnya pun otomatis terseret.
Meski mengaku tak terlibat, Agrippina merasa dirinya membuat kesalahan, yakni tak melaporkan HT ke BWF setelah ditawari untuk mengalah, sehingga dirinya terseret.
Dari versi lainnya, Agrippina mengaku hanya akan mentraktir HT di restoran cepat saji apabila Dionysius Hayom Rumbaka yang ia jagokan menang atas pebulu tangkis Jepang.
Tapi ternyata, pilihan Agrippina ini dimasukkan oleh HT ke rekening perjudian online yang membuat namanya terseret dalam kasus Match Fixing tersebut.
Kini, nama Agrippina lebih dikenal sebagai Raja Tarkam di Tanah Air karena kiprahnya yang banyak menghibur masyarakat di berbagai daerah.
Berita Terkait
-
Terlibat Match Fixing, PSS Sleman dan Madura United Terancam Degradasi, Begini Komentar Erick Thohir
-
Dikalahkan Unggulan China, Apriyani/Fadia Gagal Juara di Kejuaraan Dunia BWF 2023
-
Update Ranking Terbaru BWF: Fajar/Rian Masih Adem di Puncak, Ginting Tempel Axelsen
-
Update Ranking BWF: Jonatan Christie Meroket usai Jadi Runner Up Japan Open 2023
-
Kapolri Ungkap Ada Indikasi Kecurangan di Liga 2022-2023, Diduga Pelakunya Perangkat Pertandingan
-
Taufik Hidayat Digeruduk BL Malaysia Buntut Komentari Pedas Lee Chong Wei
-
3 Keuntungan yang Didapat jika VAR Benar Diterapkan di Liga Indonesia Musim Depan
-
3 Keuntungan jika Liga Indonesia Musim Depan Gunakan Format Baru
-
Mengulas Sejarah Piala Sudirman: Asal Usul Nama Kejuaraan Resmi BWF yang Diambil dari Legenda Bulu Tangkis Indonesia
-
13 Pebulu Tangkis Indonesia Dapat Undangan Tampil di BWF World Championships, Berikut Daftarnya
Terkini
-
Tantangan Pengangguran Muda Menguat, YES 2025 Dorong Arah Baru Ekonomi Hijau, Digital, dan Hilirisasi
-
VinFast Ubah Cara Pandang Dunia: Mobil Listrik Tak Harus Mahal untuk Andal dan Nyaman
-
Bisa Grandmaster dengan Mudah, Ini 7 Tips Push Rank Free Fire Untuk Pemula
-
Buat FOMO Padel Wajib Tahu Ini! Sistem Golden Point Bakal Kembali Diterapkan
-
Jangan Ngaku Anak Padel, Kalau Gak Tau Istilah-istilah Ini
-
Serba Serbi Padel: Dimainkan 25 Juta Orang di Seluruh Dunia
-
Kasih Vape ke Orangutan di Taman Safari, Petarung MMA Disebut Bodoh Tingkat Dewa
-
Insiden Mengerikan di Ring Tinju! Petinju Jepang Hilang Ingatan Usai KO
-
Suara.com Rayakan HUT ke-11 dengan Luncurkan Suara Hijau dan Green Media Network
-
Pimpin AFP Jawa Tengah, Muhammad Tursino Targetkan Lolos PON 2028