Galih Priatmojo
Atlet panjat tebing, Aries Susanti, saat menyerahkan berbagai medali juara secara simbolic. di salah satu hotel di Yogyakarta, Jumat (29/3/2019).

Bolatimes.com - Atlet panjat tebing perempuan pertama di dunia yang mencatatkan waktu kurang dari 7 detik, Aries Susanti Rahayu mengaku tak menyangka bisa menorehkan prestasi di level dunia. 

Perempuan kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995 itu berkisah bahwa panjat tebing sebetulnya bukanlah olahraga yang pertama kali digelutinya. Ia mengaku justru mengawali terjun di dunia olahraga lewat atletik yang diikuti semasa kanak-kanak.

Atlet berjuluk Spider-Woman Indonesia itu baru menggeluti dunia panjat tebing saat duduk di bangku SMP.

"Mulai kenal panjat tebing di tahun 2007 akhir. Setahun kemudian mulai ikut lomba," ujar Aries, beberapa waktu lalu seperti dilansir dari Suara.com.

Aries Susanti mengenal olahraga yang terkenal ekstrim itu dari guru olahraganya. Atlet yang besar di desa Taruman itu dinilai tak punya bakat lebih di atletik, dan disarankan memilih cabang olahraga lain.

"Beliau melihat basic saya sepertinya mampu untuk di panjat tebing. Akhirnya saya diperkenalkan oleh beliau," katanya.

"Kenapa saya mau? Karena dahulu saya dari SD sampai SMP ikut lomba atletik belum pernah meraih juara di tingkat provinsi. Hanya sampai kabupaten saja." lanjutnya.

Pilihan yang dibuat Aries nyatanya berbuah manis. Sempat kesulitan mengikuti ritme latihan, perempuan 24 tahun itu perlahan-lahan mulai menunjukkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Jadi saya banting setir ke dunia panjat tebing. Alhamdulillah bisa sampai seperti sekarang," kenang Aries Susanti.

Awal Karier di Pelatnas Panjat Tebing Indonesia

Peruntungan Aries Susanti Rahayu menggeluti dunia panjat tebing langsung berbuah hasil pada 2008.

Ia tak hanya bertaji di kabupaten maupun provinsi, namun turut menembus kompetisi tingkat nasional.

Pada Kejuaraan Nasional Junior di Yogyakarta 2008, Aries sukses meraih medali perak. Itu merupakan kompetisi resmi pertama yang dijalani anak kandung dari pasangan Sanjaya dan Maryati.

Atlet panjat tebing putri yang dijuluki Spider-Woman Indonesia, Aries Susanti Rahayu, usai mengikuti acara penyerahan bonus di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (5/11/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]

Ia kemudian mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau. Sayang saat itu Aries Susanti gagal membawa pulang medali.

Aries baru meraih hasil pada multievent terakbar nasional adalah saat mengikuti PON 2016. Kala itu, anak ketiga dari tiga bersaudara itu merebut medali perak untuk kategori speed beregu putri.

Prestasi demi prestasi yang diraih Aries Susanti di kancah nasional membuat FPTI, selaku induk federasi panjat tebing Indonesia, kepincut merekrutnya ke dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas).

Pada 2017, Aries mendapat ajakan dari Pelatih Pelatnas Panjat Tebing Hendra Basir untuk turut berlatih berasma-sama atlet top lainnya dalam persiapan ke Asian Games 2018.

Meski berstatus sebagai lawan tanding atau pemain cadangan, Aries nyatanya mampu bersaing dan mengalahkan atlet-atlet Pelatnas. Hasil itu membuat FPTI mengubah statusnya sebagai atlet inti.

Dari Medali Emas Kejurnas hingga Pecahkan Rekor Dunia

Setelah meraih berbagai prestasi di kancah nasional seperti medali emas Kejurnas Junior 2008, kiprah Aries Susanti di dunia panjat tebing semakin melejit berkat keberhasilannya masuk Pelatnas FPTI.

Debut internasionalnya pun terjadi di Kejuaraan Asia 2017 yang berlangsung di Iran. Saat itu, Aries hanya meraih medali perunggu di nomor andalannya, speed.

Pada seri Kejuaraan Dunia 2017 Xiamen, China, Aries sukses meraih medali perak. Sementara di seri Kejuaraan Dunia 2018 di Tai'an China, atlet berhijab itu merebut medali perunggu.

Nama Aries Susanti semakin mencuat setelah sukses meraih gelar juara di seri Piala Dunia 2018 tepatnya di Chongqing, China. Prestasi itu membuat FPTI semakin mengandalkannya untuk Asian Games 2018.

Atlet panjat tebing Indonesia, Aries Susanti Rahayu, melambaikan tangan setelah memenangi final kategori speed putri Asian Games 2018 di Arena Panjat Tebing Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Kamis (23/8/2018). [Antara/INASGOC/Iwan Cheristian]

Aries mengaku sangat bangga dengan raihan presatsinya di kancah internasional. Dia senang karena harapannya mengibarkan bendera Merah Put di luar negeri terwujud.

"Menurut saya semua kejuaraan sangat berkesan dan pastinya saat saya bisa mengibarkan bendera Merah Putih untuk Timnas Panjat Tebing Indonesia di Chongqing," kata Aries.

Di Asian Games 2018, penampilan apik Aries Susanti berlanjut. Dipercaya sebagai tulang punggung, ia merebut medali emas dengan mengalahkan seniornya, Puji Lestari, pada babak final di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, akhir Agustus 2018.

Teranyar, Aries Susanti Rahayu sukses mencuri perhatian setelah meraih emas di ajang IFSC World Cup Xiamen 2019. Tak hanya itu, Aries juga memecahkan rekor dunia.

Pada perlombaan yang berlangsung, Sabtu (19/10/2019) itu, Aries mencatatkan waktu 6,995 detik. Ia mengalahkan YiLing Song (China) di final, yang cuma mencatat waktu 9,032 detik.

Raihan 6,995 detik tak hanya mengantarkannya meraih medali emas. Namun memecahkan rekor dunia panjat tebing dengan menjadi wanita pertama yang mencatatkan waktu di bawah 7 detik.

Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu (tengah) melakukan selebrasi usai memecahkan rekor kecepatan dunia saat final Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Xiamen, China, Sabtu (19/10). [ANTARA FOTO/Waspodo]

"Hasil itu yang pasti saya bersyukur Alhamdulillah. Bersyukur sekali karena bisa pecah rekor dunia," ujar Aries Susanti.

Menurutnya, tak ada rahasia atau hal-hal khusus yang membuat kiprahnya bisa sehebat ini. Dia hanya berlatih keras dan mencoba mengikuti seluruh instruksi pelatih.

"Yang pasti terus latihan, tidak pantang menyerah, dan buat saya kekuatan pikiran itu sangatlah hebat. Karena saat itu kondisi jari saya belum baik dari cedera sebelumnya," bebernya.

Orang Tua sebagai...

Load More