Husna Rahmayunita
Robert Pires dan Claude Makalele saat laga Arsenal vs Chelsea 2005. (AFP/Adrian Dennis)

Bolatimes.com - Penggemar sepak bola baik pendukung Arsenal atau bukan tak asing dengan sosok Robert Pires. Pria asal Prancis ini dikenal sebagai pemain sayap terbaik dalam sejarah sepak bola di era 2000-an.

Pada 29 Oktober 2021 ini, Piers baru saja berulang tahun yang ke-42. Untuk merayakannya, mari sedikit berkisah terkait perjalanan kariernya.

Sempat Kesulitan Berbahasa Prancis

Baca Juga:
Profil Alex Goncalves, Tak Bisa Sekolahkan Anak karena Masalah Gaji

Robert Pires memang lahir di Prancis., tapi, kedua orang tuanya adalah pendatang dengan ayah dari Portugal dan ibu dari Spanyol.

Karena kedua orang tuanya bicara bahasa Portugis, Pires mengalami kesulitan bahasa Prancis di sekolah. Alhasil, dirinya memutuskan untuk berhenti sekolah di usia 15 tahun.

Memulai Mimpi Sepak Bola

Baca Juga:
Deretan Pemain Timnas U-23 yang Pantas Kuat Timnas Senior di Piala AFF 2020

Setelah tak agi bersekolah, Pires masuk ke akademi Metz selama 4 tahun. Pada 1993, dia akhirnya menjalani debut buat Metz saat jumpa Lyon.

Selama 4 musim di Metz, Pires tampil di 162 pertandingan dengan 43 gol. Dirinya juga membantu tim menjuarai Coupe da Ligue.

Pada 1998, Pires direkrut oleh Marseille dengan mahar 5 juta pound. Tapi, Pires tak betah dan hanya bertahan selama 2 musim.

Baca Juga:
5 Pemain Perserang Diduga Terlibat Pengaturan Skor, APPI Ogah Bantu

Pindah ke Arsenal

Pada musim 2000, Arsenal menyelamatkan kariernya dengan mahar 6 juta pound, Pires datang ke Highbury di bawah asuhan Arsene Wenger.

Ia menjalani debut bersama Arsenal saat jumpa Sunderland. Tapi, dia belum menjadi pemain inti dan kerap jadi pilihan kedua lantaran masih adanya Marc Overmars yang dicintai pendukung Arsenal.

Baca Juga:
Timnas U-23 Dikalahkan Australia, Media Vietnam Bahas Perbedaan Level

Termotivasi oleh Nasihat David Dein

David Dein adalah wakil ketua Arsenal saat ia tiba di London Utara. Dirinya menjadi motivator Pires yang masih belum menunjukkan performa terbaiknya.

Dein hanya berpesan bahwa untuk dicintai fans, Pires cukup mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur. Dengan begitu, fans akan mencintainya.

Benar saja, pada 31 Maret saat jumpa Spurs di EPL, Pires mencetak gol. Tak berhenti di sana, sepekan setelahnya, Pires kembali mencetak gol dan mengantar tim ke final Piala FA.

Puncak Karier Pires

Musim kedua di Arsenal, penampilan Pires terus membaik. Ia sempat menjadi pemain terbaik Arsenal pada musim 2001/02 lantaran mencetak 13 gol dan 6 assist di 44 laga.

Pires sempat absen pada 2002/03 dan baru kembali pada musim 2004/05. Adalah cedera ACL yang membuatnya menepi dan melewatkan Piala Dunia 2002.

Dan pada musim 2004, Pires kembali dan meraih gelar juara dengan catatan 36 kali bermain, mencetak 14 gol dan 11. Di sana, Pires juga membantu Arsenal tak terkalahkan di 42 laga alias The Invisible.

Tinggalkan Arsenal

Pada musim 2005, Pires terlibat cekcok dengan manajemen Arsenal. Pihak klub hanya menyodorkan kontrak 1 musim buat Pires dan dia tak menyetujuinya.

Pada 2006, Pires tak lagi jadi pilihan utama Wenger. Dirinya bahkan ditarik saat Arsenal menjamu Barcelona di final Liga Champions lantaran Jens Lehmann dikartu merah.

Enggan memperpanjang kontrak, Pires kemudian pindah ke Spanyol. Di sana, dirinya bergabung dengan Villarreal secara gratis.

Balik ke Inggris, kemudian pensiun di India

Selama 4 musim di Villarreal, Pires mencatatkan 129 penampilan dengan 18 gol dan 15 assist. Usai tak diperpanjang kontraknya, Pires menerima pinangan Aston Villa.

Hanya, Pires tak lama di Villa Park. Usia yang sudah menginjak 37 tahun jadi sebab dan dirinya cuma dikontrak 6 bulan dengan 12 penampilan plus 1 gol.

Pada 2014, Pires memutuskan pindah ke Liga India. Di sana, dirinya bermain untuk FC Goa dan pensiun di sana.

Kontributor: Kusuma Alan
Load More