Bolatimes.com - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, merasa 17 pemain hasil seleksi di enam kota tak cukup kualitasnya jika dibandingkan dengan mere yang TC di Jakarta. Namun, ia sudah memiliki solusi.
Selain itu, Indra Sjafri juga memberikan saran bahwa pemain-pemain yang tidak berhasil lolos seleksi saat bergabung dalam TC timnas Indonesia U-17 bisa dibina oleh klub-klub Liga 1.
Hal ini bertujuan untuk tetap mengembangkan potensi pemain muda yang belum berhasil masuk dalam timnas, sehingga mereka dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam kompetisi Liga 1.
“Dari enam kota, hanya 17 pemain yang kami dapat. Itu juga setelah kami bandingkan dengan tim yang TC di Jakarta, kualitasnya belum cukup.”
“Tapi saya sebagai Dirtek saat ini mau pemain yang tidak lolos di timnas U-17 untuk dibina lebih lanjut ke Klub Liga 1 yang punya EPA U-16 dan U-18,” ujar Indra.
Indra Sjafri mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pemain-pemain yang tidak berhasil lolos seleksi dan kembali ke daerahnya, karena dia khawatir mereka tidak akan mendapat perhatian yang baik dalam pembinaan sepakbola.
Dia menyarankan agar para pemain yang tidak berhasil masuk timnas U-17 disalurkan ke klub-klub Liga 1, yang memiliki akademi dan kewajiban untuk membina pemain-pemain usia 14, 16, 18, dan 20 tahun.
Destinasi klub yang dipilih akan berdasarkan daerah terdekat dari asal pemain, sehingga pemain tersebut tetap dapat berkembang dalam lingkungan yang lebih terstruktur dan profesional.
Dengan demikian, Indra Sjafri berharap bahwa para pemain muda ini akan tetap mendapat pembinaan yang baik dan kesempatan untuk terus berkembang dalam karier sepakbolanya.
“Dari 17 nama itu kita coba rekomendasikan ke sejumlah klub. Tentunya klub dengan radius terdekat tempat mereka tinggal,”
Dalam proses seleksi di 12 kota, timnas U-17 Indonesia menetapkan standar yang tinggi, termasuk standar postur tubuh. Untuk posisi penjaga gawang (GK), bek tengah (CB), dan striker, tinggi badan minimal yang diminta adalah di atas 178 cm.
Namun, untuk posisi lain, jika seorang pemain memiliki kualitas dan kemampuan yang baik, meskipun tinggi badannya tidak memenuhi batas minimal, dia tetap memiliki peluang untuk dipilih dalam timnas.
Fokus utama dalam seleksi adalah melihat kemampuan taktikal individu pemain. Dari sini, dilihat kemampuan dasar dan kemampuan taktikal kelompok serta pemahaman tentang taktik tim secara keseluruhan.
Pemain yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan tidak akan lolos dalam seleksi dan tidak akan dijajal bergabung dengan pemusatan latihan (TC) timnas U-17 Indonesia.
Setelah tahap seleksi, pemain juga akan menjalani tes fisik yang dipimpin oleh Coach Bima. Salah satu aspek yang akan diukur adalah Vo2Max, yaitu kapasitas oksigen tubuh, yang harus mencapai tingkat tertentu (di atas 60) sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Coach Bima.
Timnas Indonesia U-17 melakukan seleksi ini sebagai bagian dari persiapan mereka untuk menghadapi Piala Dunia U-17 2023 yang rencananya akan berlangsung dari 10 November hingga 2 Desember 2023.
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk