Rauhanda Riyantama
Timnas Indonesia saat tampil di SEA Games 1991. (Twitter)

Bolatimes.com - Kilas balik Timnas Indonesia menyabet medali emas SEA Games 1991, rekor Anatoli Polisin yang masih belum bisa dipecahkan pelatih lain hingga saat ini.

Saat ini Indra Sjafri mungkin tengah berjuang untuk bisa menyamai prestasi pelatih bernama lengkap Anatoli Fyodorich Polisin dengan menyabet medali emas SEA Games 2023.

Timnas U-22 Indonesia asuhan Indra Sjafri sudah memastikan langkah ke partai final SEA Games 2023, hanya perlu satu langkah mendapatkan medali emas.

Baca Juga:
Park Hang-seo Kena Ledek Media Malaysia saat Laga Timnas Indonesia U-22 vs Vietnam, Ini Dia Sebabnya

Marselino Ferdinan dkk dihadapkan dengan rival bebuyutan di final nanti, Thailand yang bakal menantang Indonesia dalam perburuan emas.

Serasa dejavu, kondisi yang sama dialami Anatoli Polisin saat menukangi Timnas Indonesia di SEA Games 1991.

Tampil di final yang digelar di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipna, anak asuh Polisin sukses menumbangkan Thailand lewat adu penalti dengan skor 4-3.

Baca Juga:
Usai Sabet Emas SEA Games 2023, Muhammad Rifqi Fitriadi Enggan Sesumbar Target di Asian Games

Catatan emas kedua sepanjang sejarah setelah pertama kali meraihnya di SEA Games 1987, gelaran pertama pesta olahraga ASEAN yang dihelat di Indonesia.

Di SEA Games 1991, Indonesia superior dengan mengalahkan Malaysia (2-0), Vietnam (1-0) dan Filipina (2-1).

Saat menghadapi Filipina, Indonesia tertinggal lebih dulu usai menurunkan tim lapis kedua, namun masuknya Raymond Hattu dan Rocky Putirai mampu membalikkan keadaan.

Baca Juga:
5 Fakta Menarik usai Barcelona Juara Liga Spanyol 2022/2023, Catatan Manis Xavi Hernandez Berlanjut

Melenggang ke semifinal dengan status juara grup, bertemu dengan Singapura yang saat itu diperkuat Fandi Ahmad.

Benar saja, kesulitan dihadapi Timnas Indonesia asuhan Polisin hingga 120 menit pertandingan tanpa gol hingga dilanjutkan ke adu penalti.

Skuad Garuda Muda saat itu sukses memetik kemenangan dengan skor akhir 4-2, hasil yang menempatkan Indonesia sebagai lawan Thailand di partai final.

Baca Juga:
Link Live Streaming Indonesia vs Kanada Piala Sudirman 2023 Hari Ini

Keraguan sempat melanda para pemain, taktik Polosin yang lebih mengandalkan kekuatan fisik ketimbang permainan cantik diremehkan.

Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Wiel Coerver saat menukangi Indonesia di era 1970-an, seperti yang dikisahkan Sudirman.

Namun keyakinan Polosin juga bukan tanpa alasan, ia menyebut pemain Timnas Indonesia saat itu hanya bisa bermain satu babak saja.

"Polosin sempat melihat pertandingan Galatama sebelum memanggil pemain untuk pemusatan latihan," ucap Sudirman.

"Dia pun bilang bahwa kami hanya kuat main di babak pertama saja kemudian menurun di babak kedua," imbuhnya.

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Anatoli Polosin. (Twitter)

Hanya tiga bulan waktu yang dibutuhkan Polosin mempersiapkan tim untuk SEA Games 2023, dengan memanggil sejumlah pemain top.

Seperti Ansyari Lubis, Fakhri Husaini, Jaya Hartono ghingga Eryono Kasiba, meskipun ketiga pemain ini akhirnya memilih mundur.

Ketiganya mengaku tak tahan dengan gaya latihan keras yang diterapkan Polosin dan digantikan oleh Rochi Putirai hingga Widodo C Putro.

Lantas seberapa keras latihan yang diterapkan Polosin? Aji Santoso pernah sedikit membeberkannya ke penikmat sepak bola Tanah Air.

"Hari pertama satu kali, hari kedua dua kali, lalu tiga kali. Jadi setelah itu lari di gunung tiga kali," ucap Aji Santoso.

Sementara Thailand dalam misi mendapatkan gelar keempat mereka, pertandingan berjalan sengit hingga berakhir dengan adu penalti.

Thailand sempat di atas angin dengan keunggulan 3-2 setelah eksekusi Maman Suryaman mampu ditepis, namun Yusuf Eko Dono berhasil mengawal kebangkitan Garuda Muda.

Disusul aksi Eddy Harto yang berhasil menahan sepakan Suksok, meskipun tekanan semakin terasa setelah Widodo C Putro dan Ranachai Busbakom gagal mengeksekusi penalti.

Sudirman berhasil membalikkan keadaan lewat eksekusinya, skor menjadi 4-3 dan Eddy Harto kembali menjadi penentu usai menepis eksekusi Pairot.

Kontributor: Eko
Load More