Bolatimes.com - Hadirnya Stefano Lilipaly di dalam skuad Timnas Indonesia yang dipanggil Shin Tae-yong untuk melakoni Kualifikasi Piala Asia 2023 cukup mengejutkan.
Bukan tanpa sebab, Lilipaly tidak pernah diprediksi bakal dilirik oleh Shin Tae-yong. Terlebih, Lilipaly sudah lama ditepikan dari Timnas Indonesia. Terakhir kali pemain yang punya darah Belanda itu membela timnas, yaitu pada 2019.
Saat itu skuad Garuda masih ditangani oleh mantan pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy. Hadirnya Lilipaly lantas bikin kaget sekaligus kabar baik.
Kabar baiknya, Lilipaly yang kini berusia 32 tahun itu punya pengalaman dan kemampuan yang mumpuni untuk mengangkat permainan Timnas Indonesia.
Pemilihan Lilipaly juga mempertegas bahwa Shin Tae-yong belum ingin menggunakan jasa penyerang veteran sekaligus top skorer Liga 1 musim lalu, Ilija Spasojevic.
Shin nyatanya lebih memilih memanggil Lilipaly yang merupakan mantan rekan satu tim Spaso di Bali United. Shin lebih memilih memanggil penyerang lain yaitu Dimas Drajad.
Lilipaly tampil apik saat melawan Kuwait di laga perdana Kualifikasi Piala Asia 2023. Meski gagal emncetak gol, dia tampil apik sepanjang babak pertama sebelum diganti di babak kedua.
Lilipaly besar kemungkinan bakal kembali diturunakn melawan Yordania pada Minggu (12/6/2022) dini hari WIB, dan ada beberapa alasan Lilipaly layak untuk tampil penuh.
1. Menambah Kreativitas
Keberadaan Stefano Lilipaly di dalam skuad Timnas Indonesia juga membuat formasi yang bakal diterapkan oleh Shin Tae-yong menjadi bervariasi.
Impak positif hadirnya Stefano Lilipaly di dalam skuad Timnas Indonesia langsung terlihat pada laga uji coba melawan Bangladesh.
Meski Indonesia gagal menang dan gagal mencetak gol, hadirnya Lilipaly membuat opsi dan kreativitas permainan semakin variatif.
Lilipaly juga bisa bermain di berbagai posisi di lini depan, mulai dari winger, penyerang lubang, gelandang serang, hingga penyerang tengah.
Meski tidak mencetak gol saat melawan Kuwait, Lilipaly bisa menjadi pengatur serangan karena mampu memegang bola lebih lama dan menciptakan peluang untuk kawannya.
2. Disiplin Pressing
Salah satu kunci sukses Timnas Indonesia mengalahkan Kuwait adalah pressing ketat yang dilakukan dari lini depan. Lilipaly menjalankan tugas ini dengan baik.
Lilipaly tak hanya asal melakukan pressing tetapi mampu menutup ruang kosong sehingga bisa merusak permainan yang coba dibangun oleh lawan.
3. Tak Egois
Ini jadi bukti bahwa Lilipaly merupakan pemain berpengalaman dan dewasa. Dia tidak egois ketika mendapatkan peluang di depan gawang.
Jika dirasa posisinya tidak terlalu menguntungkan, Lilipaly mengerti harus membagi bola ke rekannya untuk mendapat peluang lebih baik mencetak gol.
Momen ini beberapa kali terjadi di laga melawan Kuwait sehingga akan sangat penting memiliki Lilipaly sepanjang laga saat menghadapi Yordania.
Kontributor: Aditia Rizki
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk