Bolatimes.com - Berikut ini lima kelebihan yang dimiliki Shin Tae-yong ketimbang Luis Milla dalam perannya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Belakangan, nama Luis Milla menjadi buah bibir dan kembali diperbincangkan oleh kalangan pecinta Timnas Indonesia.
Nama pelatih asal Spanyol itu diperbincangkan menyusul buruknya hasil yang didapat Timnas Indonesia arahan Shin Tae-yong di beberapa ajang belakangan ini.
Hasil buruk di SEA Games 2021 Vietnam dan juga hasil imbang kontra Bangladesh di FIFA Matchday membuat banyak pihak meminta PSSI memberhentikan Shin Tae-yong dan menggantikannya dengan Luis Milla.
Permintaan ini bukan hanya persoalan hasil, melainkan juga performa, di mana penampilan Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong cenderung menurun pasca Piala AFF 2020.
Karenanya, para pecinta Timnas Indonesia menuntut adanya perubahan di posisi pelatih kepala, dengan menarik kembali Luis Milla.
Apalagi mantan juru taktik Timnas Spanyol U-21 itu tengah menganggur dan diyakini masih tertarik menduduki kursi kepelatihan Timnas Indonesia.
Namun, sebagian masih ada yang mendukung agar Shin Tae-yong tetap menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia hingga kontraknya usai.
Dukungan ini diberikan karena pelatih asal Korea Selatan itu punya sederet kelebihan ketimbang Luis Milla dalam tugasnya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Apa saja kelebihan Shin Tae-yong ketimbang Luis Milla dalam tugasnya sebagai pelatih Timnas Indonesia? Berikut daftarnya.
1. Magnet Prestasi
Sejauh ini, baik Shin Tae-yong dan Luis Milla sama-sama melakoni dua ajang bersama Timnas Indonesia, baik senior maupun kelompok umur.
Dalam dua ajang itu, Shin Tae-yong punya rekam jejak mentereng karena mampu menduduki posisi Runner Up di Piala AFF 2020 dan peringkat tiga di SEA Games 2021.
Sedangkan Luis Milla hanya mampu mengukir prestasi di SEA Games 2017 sebagai peringkat ketiga dan gagal di Asian Games 2018.
2. Magnet Pemain Naturalisasi Top
Kehadiran Shin Tae-yong tanpa disadari membuat Timnas Indonesia menjadi daya tarik bagi pemain naturalisasi yang berkiprah di Eropa.
Sebut saja Elkan Baggott yang kini jadi penggawa Timnas Indonesia, lalu ada Jordi Amat yang tengah dalam proses naturalisasi. Belum lagi dengan Mees Hilgers yang tertarik membela Timnas Indonesia.
Sedangkan di era Luis Milla, Timnas Indonesia gagal merekrut pemain naturalisasi yang punya status mentereng. Saat itu ada Ezra Walian, namun statusnya belum sementereng Elkan Baggott maupun Jordi Amat.
3. Rekor Apik di Kandang
Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong menjadi salah satu tim yang sulit dikalahkan saat bermain di kandang, dengan catatan dua kemenangan dan satu hasil imbang.
Sedangkan di era Luis Milla, Timnas Indonesia pernah mengalami kekalahan dari tim sekelas Myanmar yang kala itu belum sebaik saat ini.
4. Mampu Ungguli Malaysia
Di era Luis Milla, Timnas Indonesia seakan tak berdaya saat menghadapi musuh bebuyutannya, Malaysia, terutama saat di SEA Games 2017 lalu.
Namun di era Shin Tae-yong, Malaysia seakan tak berkutik melawan Timnas Indonesia, dengan dua kali menelan kekalahan di Piala AFF 2020 dan SEA Games 2021.
5. Superior Lawan Tim Medioker
Di bawah arahan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia hanya kesulitan melawan tim yang sepadan atas di atas kertas lebih unggul.
Namun saat melawan tim medioker, Timnas Indonesia arahan Shin Tae-yong mampu tampil superior dan tak pernah kalah.
Berbanding terbalik dengan era Luis Milla, di mana di bawah arahannya, Timnas Indonesia pernah menelan kekalahan dari tim sekelas Myanmar dengan skor 1-3 saat bermain di Tanah Air.
(Kontributor: Felix Indra Jaya)
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk