Bolatimes.com - Senja mulai menjelang, raut wajah sejumlah pengurus PSSI mulai terlihat cemas menanti tamu yang digadang bakal tiba pada hari itu 9 Oktober, nyatanya tak kunjung terlihat batang hidungnya. Sang telangkai yang kabarnya diutus untuk bertatap muka dengan para petinggi federasi sepakbola Indonesia itu toh juga sama, tak ada kabar.
Terhitung kurang lebih dua bulan sudah Luis Milla tak nongol sejak Timnas Indonesia keok di fase gugur atas Uni Emirat Arab di ajang Asiang Games 2018 lalu. Merasa gagal memenuhi target yang digantungkan PSSI, mantan juru taktik Timnas Spanyol U-21 dan U-23 itu akhirnya pulang ke negeri matador.
Pelatih yang pernah berseragam Real Madrid dan Barcelona itu sempat berucap pamit kepada para penggawa Garuda dan stafnya. Ia pun berderai air mata ketika meninggalkan Evan Dimas dkk kala itu.
Ya, sesuai kontraknya, Luis Milla memang memiliki target besar ketika sepakat menukangi Timnas Indonesia, yakni lolos ke semifinal Asian Games 2018. Sayangnya, target itu meleset dan sesuai klausul yang ada maka berakhir pula kiprahnya bersama pasukan merah putih.
Di kala Luis Milla berkemas dan bergegas angkat koper menuju kampung halaman, PSSI berubah pikiran untuk memperpanjang kontraknya hingga gelaran AFF 2018. Namun, Milla tampaknya kadung kehilangan simpati, dan mulailah babak baru drama Luis Milla dan PSSI.
Sementara PSSI terus mengupayakan kedatangan Luis Milla, para penggawa Timnas Indonesia tetap dikumpulkan. Sejumlah agenda pemanasan menjelang AFF 2018 tetap berlanjut sesuai rencana.
Untuk menyiasati kekosongan kursi pelatih, Bima Sakti ditunjuk sebagai caretaker atau ia menyebutnya pelatih interim dibantu pelatih kiper Kurnia Sandi dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Sejumlah publik sepak bola tanah air sempat dibikin deg-degan dengan reputasi tim pelatih interim ini, mengingat sistem dan program latihan yang diwariskan Luis Milla terancam punah.
Namun, Bima Sakti dkk mampu menjawab keresahan itu ketika Timnas Indonesia sukses menundukkan tim asal Afrika, Mauritius dengan skor tipis 1-0. Di bawah asuhan trio jebolan proyek Primavera Baretti itu nyatanya Timnas Indonesia tetap bermain dengan style Luis Milla yang sederhana tapi tetap berbahaya.
Debut manis Bima Sakti dan tim pun berlanjut di laga uji coba kedua ketika Evan Dimas dkk sukses membenamkan Myanmar dengan skor telak 3-0.
Spekulasi kemudian berhamburan, mungkinkah Bima Sakti menjadi suksesor Luis Milla jika pada akhirnya tak kunjung datang juga? Di depan awak media, pria yang sebetulnya diproyeksikan sebagai pelatih Timnas U-15 itu mengaku siap jika PSSI menghendakinya menahkhodai skuat Garuda senior.
Jika seandainya itu terjadi, Bima Sakti sudah semestinya siap dengan resiko dan beban berat yang bakal dipanggul. Apalagi Timnas Indonesia hanya punya beberapa waktu jelang menghadapi Piala AFF 2018.
Dari catatan terakhir, Bima Sakti memiliki rekor yang lumayan apik ketimbang Luis Milla saat debut menukangi Timnas Indonesia. Dua kali membesut skuat Garuda, Bima Sakti mampu memberikan kemenangan.
Sementara Luis Milla mengawali debutnya dengan hasil jeblok yakni takluk dari Myanmar dengan skor 1-3. Meskipun kemudian mampu bangkit kala menekuk Kamboja dengan skor 2-0.
Memang masih terlalu dini dan barangkali tak relevan jika kemudian Bima Sakti disandingkan dengan Luis Milla yang memang bekerja keras memasang pondasi gaya bermain Timnas Indonesia saat ini. Namun, paling tidak, Bima Sakti memiliki kans jika memang itu menjadi salah satu opsi darurat menduduki kursi pelatih kepala Timnas Indonesia.
Secara, Bima Sakti juga sudah lebih dari setahun ikut menandaskan sistem yang sudah dibangun Luis Milla.
Sanggupkah Bima Sakti menanggung beban Luis Milla?
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk