Rauhanda Riyantama
Aksi Kaoru Mitoma saat Brighton and Hove Albion kalahkan Liverpool 2-1 di Piala FA. (AFP)

Bolatimes.com - Kaoru Mitoma menjadi salah satu mimpi buruk Liverpool saat digilas Brighton and Hove Albion dalam lanjutan Piala FA Liga Inggris 2022-2023, sosok dengan kualitas pendidikan yang tinggi.

Satu gol Kaoru Mitoma menjadi kunci kemenangan Brighton atas Liverpool dalam lanjutan Piala FA pada Minggu (29/1/2023) di Stadion Amex.

Skor 2-1 menjadi akhir laga tersebut, Brighton sempat tertinggal dulu lewat gol Harvey Elliot pada menit ke-30 sebelum disamakan pada menit ke-39.

Baca Juga:
Profil Jayden Oosterwolde, Pemain yang Tolak Timnas Indonesia Kini Gabung Fenerbahce

Mitoma mengunci kemenangan tuan rumah atas tamunya lewat gol yang dicetak pada menit ke-90+2, comeback luar biasa dari Brighton.

Torehan itu membuat nama Mitoma menjadi perbincangan hangat banyak penikmat sepak bola di seluruh dunia, hingga memunculkan sederet fakta menarik.

Salah satunya, Mitoma merupakan pesepak bola dunia yang lahir berkat pendidikan sepak bola yang membuatnya meraih gelar sarjana.

Baca Juga:
5 Negara Top yang Absen di Piala Dunia U-20 2023, Termasuk Argentina

Aksi Kaoru Mitoma saat Brighton and Hove Albion kalahkan Liverpool 2-1 di Piala FA. (AFP)

Kaoru Mitoma dan Sarjana

Pemuda kelahiran Kanagawa, Jepang pada 20 Mei 1997 ini mengawali karier sepak bola saat usianya masih 19 tahun untuk Kawasaki Frontale.

Meski sudah delapan tahun menimba ilmu di akademi klub tersebut, Mitoma merasa belum memiliki kekuatan fisik yang mumpuni dan memadai.

Baca Juga:
Belum Kepikiran Pensiun, Ilija Spasojevic Berambisi Bela Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2024

Hal itulah yang mendorongnya masuk ke Universitas Tsukuba, untuk belajar lebih lanjut terkait urusan badan dan jurusan olahraganya.

Selain harus mengeluarkan banyak tenaga untuk fisik, Mitoma juga dituntut memiliki kecerdasan yang luar biasa karena standar universitas Jepang.

Mitoma dipaksa harus memahami dan membuat analisis mengenai dribble yang dilakukan dan faktor apa saja yang membuat pemain bisa menguasai kemampuan ini.

Baca Juga:
Update Ranking BWF: Geser Anthony Ginting, Jonatan Christie Tembus Ranking Dua Dunia

"Itu meniadi pilihan termudah bagi saya karena saya mencintai sepak bola dan dribble adalah hal yang senang saya lakukan," ucap Mitoma seperti dikutip dari The Athletic.

"Saya menggunakan kamera di kepala teman-teman saya untuk mengetahui di mana dan apa yang mereka lihat serta bagaimana lawan mereka memandang mereka," imbuhnya.

Mitoma akhirnya memahami proses diet dengan bantuan dari asisten profesior Satoru Tanigawa dari Universitas Tsukuba.

Ia pada akhirnya melakukan penelitian, meski dengan sampel yang jumlahnya sedikit namun ia berhasrat memenuhi tujuannya.

Yakni memperoleh pemahaman terkait pusat berat dan tekanan badan lawan, Mitoma merasa jika ia sudah mampu memuat lawannya bergerak, maka targetnya telah tercapai.

"Saya memahami bahwa pemain berkualitas tinggi tidak memandang bola. Mereka akan melihat ke depan, menahan bola tanpa melihat ke bawah ke kaki mereka," ujar Mitoma.

"Itu menjado faktor pembeda. Saya sebelumnya memiliki tingkat kualitas dribble yang baik, tetapi tidak luar biasa." imbuhnya.

Penelitian yang didapat Mitoma, disimpulkan bahwa kekuatan dari karakteristik dribble yang dilakukannya telah meningkat dua kali lipas.

Setelah lulus dari Universitas, Mitoma sukses mengemas 13 go dari Kawasaki Frontale dan hanya 18 bulan setelah tesisnya diserahkan ia langsung menyapakati kontrak senilai 3 juta euro.

Tentunya dari Brighton, meski moncer di Liga Inggris tetapi fakta menarik menyebutkan jika Mitoma tak menggunakan keseluruhan penelitiannya untuk diterapkan di Inggris.

Load More