Rauhanda Riyantama
Jon Flanagan saat masih berseragam Liverpool. (AFP)

Bolatimes.com - Melihat kisah tragis Jon Flanagan, eks bek andalan Liverpool yang harus pensiun dini akibat cedera panjang yang dideritanya.

Karier sebagai pesepak bola merupakan karier yang singkat. Rata-rata, pemain sepak bola hanya bisa berkarier di level profesional selama 15-20 tahun saja.

Meski begitu, tak banyak pemain yang bisa berkarier selama 15-20 tahun lamanya di level teratas. Kadang kala, ada pemain yang harus bermain dalam waktu singkat dan pensiun.

Baca Juga:
Media Vietnam Remehkan Timnas Indonesia U-19, Bakal Jadi Lawan Enteng di Piala Asia U-20 2023

Pemain yang bermain dalam waktu singkat dan kemudian pensiun biasanya banyak terjadi dalam kasus-kasus pemain yang kemampuannya menurun.

Tak cukup sampai di situ, pemain yang harus bermain dalam waktu singkat dan kemudian pensiun biasanya dikarenakan faktor cedera.

Sebagai olahraga kontak fisik, sepak bola selalu menghadirkan resiko cedera ke para pemainnya. Tak pelak, cedera ini bisa saja membuat karier seorang pemain tamat.

Baca Juga:
Presiden FIFA Datang ke Indonesia, Pelatih Bali United Beri Pesan Begini

Salah satunya menerap Jon Flanagan. Bekas pemain Liverpool ini juga harus merasakan kariernya di sepak bola berlangsung singkat karena faktor cedera.

Karena faktor cedera ini, Jon Flanagan pun harus mengucapkan selamat tinggal ke kariernya di sepak bola pada usia 29 tahun.

Seperti apa kisah tragis Jon Flanagan yang pensiun muda akibat cedera itu? Berikut rangkumannya.

Baca Juga:
Demi Bikin Tendangan Bebas Lionel Messi Tak Gol, Pemain Marseille Terapkan Strategi Unik

Cedera yang Menghancurkan Karier

Jon Flanagan merupakan pemain kelahiran Liverpool pada 1 Januari 1993. Lahir di kota tersebut membuatnya menjadi pendukung The Reds.

Sama seperti anak muda di kota Liverpool lainnya, Flanagan pun memiliki hasrat besar untuk bisa membela tim idolanya itu saat dewasa.

Baca Juga:
Erick Thohir Ungkap Jadwal MotoGP 2023 di Sirkuit Mandalika

Ia pun kemudian bergabung akademi Liverpool dan terus menunjukkan performa apiknya di level kelompok umur, dari U-18 hingga U-23.

Hingga akhirnya, impian itu menjadi kenyataan pada 2011 silam. Di usia 18 tahun, Flanagan melakoni debut bersama Liverpool kala melawan Manchester City.

Pemain yang berposisi sebanyak Fullback kanan ini pun tampil selama 90 menit dan berhasil membawa Liverpool mengalahkan Manchester City dengan skor 3-0.

Karena debut apiknya itu, pelatih sekaligus legenda Liverpool, Kenny Dalglish, menyanjung tinggi dirinya dan meyakini bahwa Flanagan akan menjadi bintang besar selanjutnya.

Namun, prediksi ini tak menjadi kenyataan. Sejak debut mengesankan itu, Flanagan hanya tampil sebanyak 51 kali bagi Liverpool di semua ajang.

Malahan, Flanagan lebih banyak dipinjamkan. Tercatat ia pernah dipinjamkan ke Burnley, Bolton Wanderers, sebelum akhirnya dilepas ke Rangers FC pada 2018.

Di Rangers FC, Flanagan tetap tak bisa menunjukkan performa apiknya. Usut punya usut, hal ini lantaran dirinya lebih banyak cedera.

Bahkan, Flanagan lebih banyak menghabiskan waktunya di meja operasi agar cederanya cepat pulih. Sayangnya, Rangers FC tak punya kesabaran berlebih untuknya.

Pada 2020, Rangers FC melepasnya, sehingga Flanagan harus berpetualang ke Belgia pada 2021 dan sempat berlabuh ke Denmark pada 2022 sebelum memutuskan pensiun usai berstatus tanpa klub.

Dalam pernyataannya, Flanagan menyebutkan keputusannya pensiun di usia 29 tahun tak lepas dari cedera lutut yang terus membekapnya.

“Sayangnya, setelah mempertimbangkan dengan cermat, saya membuat keputusan berat dengan memutuskan untuk pensiun dari sepak bola,” bunyi pernyataan Flanagan.

“Dalam 14 bulan terakhir, saya mencoba segala cara untuk sembuh dari cedera lutut. Pada akhirnya, kesehatan adalah hal utama, jadi saya mengikuti saran tim medis untuk pensiun,” lanjutnya.

Meski harus pensiun muda, Flanagan tak menyesali kariernya, termasuk memenuhi mimpinya untuk membela tim idolanya, Liverpool.

“Mimpi saya sebagai anak kecil adalah tumbuh dan bermain sepak bola untuk hidup dan hari ini saya katakan dengan bangga: saya hidup dalam mimpi saya.”

“Tak hanya bermain dan menjadi kapten bagi tim masa kecil saya Liverpool, tapi juga membuat penampilan bagi negara saya. Kenangan itu akan bertahan seumur hidup dan saya bersyukur saya merasakannya,” lanjutnya.

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More