Bolatimes.com - Mengenal Timnas Curacao, calon lawan Indonesia di FIFA Matchday yang namanya jarang terdengar di kancah sepak bola dunia.
Jelang FIFA Matchday yang akan berlangsung pada September mendatang, PSSI mulai mencari lawan tanding bagi Timnas Indonesia.
PSSI berencana mencari lawan tanding yang punya peringkat di bawah 100 dunia agar bisa menakar kekuatan Timnas Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan telah mengonfirmasi bahwa lawan yang dicarinya adalah negara yang berada di peringkat FIFA 80 hingga 100.
Tak tanggung-tanggung, negara yang diajak menjalani uji tanding dengan Timnas Indonesia adalah negara Amerika Selatan.
Banyak yang menduga bahwa PSSI berniat mengajak Bolivia, mengingat negara tersebut berada di peringkat ke-81 FIFA.
Namun PSSI akhirnya membuka identitas negara Amerika Selatan yang diajak bertanding dengan Timnas Indonesia, yakni Curacao.
Curacao sendiri merupakan negara kepulauan kecil di Amerika Selatan. Namun untuk urusan sepak bola, mereka tergabung di CONCACAF atau zona Amerika Utara, tengah, dan Kepulauan Karibia.
Di ranking FIFA sendiri, Curacao duduk di peringkat yang lumayan mentereng, yakni berada di peringkat ke-84. Unggul jauh dari Timnas Indonesia.
Terpilihnya Curacao sebagai calon lawan tanding Timnas Indonesia pun membuat banyak yang mencari lebih jauh mengenai tim nasional negara tersebut.
Lantas, seperti apa profil Timnas Curacao tersebut?
Negara Kecil di 100 Besar Ranking FIFA
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Curacao tak memiliki nama besar di kancah sepak bola dunia. Bahkan sepak terjangnya tak pernah terdengar oleh penikmat sepak bola Tanah Air.
Negara kepulauan satu ini nyatanya merupakan negara dengan jumlah populasi terendah di dunia. Diketahui, Curacao hanya memiliki populasi tidak lebih dari 100 ribu jiwa.
Meski begitu, tim berjuluk La Familia Azul ini punya kiprah mentereng dengan berhasil masuk di 100 besar ranking FIFA.
Kiprah Timnas Curacao sendiri telah bermula sejak 1924. Namun, 30 tahun berselang Curacao harus berada di bawah Federasi Sepak Bola Antillen Belanda (NAVU).
Hal ini lantaran Curacao merupakan negara yang berada di bawah koloni Belanda, hingga akhirnya pada 2010 masa Antillen Belanda berakhir.
Berakhirnya masa Antillen Belanda membuat Curacao membentuk FFK pada 9 Februari 2011, meski nyatanya FFK diakui telah berdiri sejak 1921.
Karena telah berdiri sendiri, FFK kemudian masuk dalam keanggotaan FIFA pada 2011, menggantikan Antillen Belanda sekaligus mewarisi ranking yang dimiliki Antillen Belanda.
Timnas Curacao lantas menjalani laga pertamanya di bawah bendera FFK pada 20 Agustus 2011, kala tumbang 0-1 dari Republik Dominika.
Dalam sejarah sepak bolanya, Timnas Curacao sendiri pernah menorehkan tinta emas, yakni dengan menjuarai Piala Karibia pada 2017 dan menembus perempatfinal Gold Cup pada 2019.
Keberhasilan menorehkan catatan apik itu tak lepas dari tangan dingin sang pelatih, yakni Remko Bicentini yang menukangi Curacao sebanyak dua kali, yakni pada 2009-2010 dan 2016-2020.
Usai Bicentini angkat kaki, Curacao pun sempat ditangani pelatih sekaliber Guus Hiddink dan juga Patrick Kluivert pada 2020 dan 2021 lalu.
Kini Curacao dilatih oleh Art Langeler terhitung sejak 2021 lalu, menggantikan Kluivert yang berstatus pelatih interim.
Untuk pemainnya sendiri, Curacao memiliki pemain yang Abroad di liga teratas Eropa. Sebut saja nama seperti Dylan Timber yang membela FC Utrecht, Juninho Bacuna di Birmingham City, Gervane Kastaneer di PEC Zwolle, dan Tyrick Bodak di PSV Eindhoven.
Pada Juni 2022 lalu, Curacao berpartisipasi di CONCACAF Nations League, di mana La Familia Azul duduk di peringkat ketiga di bawah Honduras dan Kanada.
Sedangkan di 15 laga internasional terakhirnya, Curacao mampu meraih enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan enam kekalahan.
Dengan catatan ini, Curacao pun akan menjadi ujian yang tepat bagi Timnas Indonesia untuk mengukur kekuatan sekaligus menaikkan ranking FIFA pada September 2022 mendatang.
Hanya saja, duel melawan Curacao bisa saja batal terjadi menyusul adanya kabar skuad La Familia Azul belum melakukan vaksin, yang menjadi syarat untuk masuk Indonesia.
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
10 Fakta Pekan Pembuka BRI Super League 2025: Ancaman Sanksi FIFA hingga Klub Ngutang Gaji
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa