Bolatimes.com - Timnas Inggris berhasil melumat Panama dengan skor 6-1 di Nizhny Novgorod Stadium, Minggu (24/6/2018). Raihan ini semakin mengukuhkan tim berjuluk The Three Lions ini sebagai salah satu kandidat juara Piala Dunia 2018.
Padahal, tim besutan Gareth Southgate kali ini dipenuhi pemain muda. Rata-rata usia pemainnya di kisaran 26 tahun. Hanya ada tiga pemain yang usianya di atas 30 tahun, antara lain Ashley Young 32 tahun, Gary Cahill 32 tahun, dan Jamie Vardy 31 tahun.
Salah satu bintangnya adalah Raheem Sterling. Penyerang kelahiran Jamaika, 8 Desember 1994 ini selalu menjadi starter Inggris dalam dua pertandingan terakhir di Piala Dunia 2018. Lantaran ia berhasil tampil apik di klubnya, Manchester City.
Siapa yang tahu di balik kesuksesannya saat ini, ada kisah kelam yang harus dijalani Sterling. Bercerita soal hidupnya, winger lincah itu masa kecilnya penuh persoalan.
“Ketika berumur dua tahun, ayah saya dibunuh. Hal itu merubah hidup saya. Tidak lama setelah itu, ibuku membuat keputusan berani meninggalkan saya dan adik di Jamaika. Ia pergi ke Inggris agar bisa mendapatkan gelarnya dan memberi kami kehidupan yang lebih baik," ujar Sterling.
Saat usianya lima tahun, barulah Sterling dan keluarga diboyong ke London.
"Kami pindah ke London agar bisa kembali berkumpul bersama, dan hal itu menyulitkan karena budaya di sana sangat berbeda dari apa yang biasa saya lakukan. Kami juga tidak punya banyak uang. Ibuku selalu memastikan kami memiliki apa yang kami butuhkan, tetapi hidup tidak selamanya indah," cerita Sterling ke The Players’ Tribune.
"Ibu saya bekerja sebagai pembersih di beberapa hotel untuk menghasilkan uang tambahan sehingga dia bisa membayar kuliahnya. Saya tidak akan pernah lupa bangun jam lima pagi sebelum sekolah dan membantunya membersihkan toilet di hotel di Stonebridge," imbuhnya.
Mencoba Peruntungan dari Sepak Bola
Bakat Sterling mengolah si kulit bundar sudah tercium sejak belia. Ia sempat ingin mencoba peruntungan seleksi di Akademi Arsenal, namun batal. Ia kemudian memulai karier sepak bolanya di Queens Park Rangers.
Sterling mengungkapkan bahwa Arsenal adalah salah satu klub pertama yang ingin mengontraknya. "Fulham menginginkan saya. Arsenal juga demikian. Dan ketika Arsenal menginginkan Anda, tentu saja di kepala Anda harus pergi ke sana," ungkapnya.
Arsenal adalah klub terbesar di London. Siapa yang tak ingin bergabung bersamanya. "Saya pun berkeliling di sekitar rumah untuk memberi tahu teman-teman saya: Saya akan berangkat ke Arsenal!," tegasnya.
Namun, kenyataannya Sterling tak jadi berlabuh bersama The Gunners. Sang ibu punya pandangan berbeda. “Ibu berkata ke saya: 'Nak, jika kamu pergi ke sana, akan ada 50 pemain yang sama baiknya dengan kamu," ungkapnya.
"Kamu hanya akan menjadi barisan angka. Kamu harus pergi ke suatu tempat di mana kamu dapat bekerja dengan caramu. Ibu meyakinkan saya untuk pergi ke QPR, dan itu mungkin keputusan terbaik yang pernah saya buat. QPR membantu permainan saya berkembang," kata pemuda 24 tahun itu.
Memasuki usia 15 tahun, Sterling membuat keputusan penting saat pindah ke Liverpool. Kini ia merasakan kesuksesan di klub kaya raya, Manchester City.
“Jika ada yang pantas bahagia dengan segala pencapaian ini, ia adalah ibuku. Dia datang ke negara ini tanpa bermodal apa-apa. Ia pergi ke sekolah kemudian membersihkan kamar mandi serta mengganti seprai. Sekarang beliau jadi direktur panti jompo. Dan saat ini, putranya bermain untuk Timnas Inggris di Piala Dunia," ujar pesepak bola bertubuh mungil itu.
“Seluruh misi saya adalah untuk mendapatkan kontrak yang tepat sehingga ibu dan saudara perempuan saya tidak perlu stres lagi. Pada hari ketika saya membelikan ibu saya sebuah rumah, itu mungkin yang paling bahagia yang pernah saya alami," pungkas Sterling.
Bolatimes.com/Rauhanda Riyantama
Berita Terkait
-
Donnarumma ke Man City atau Bayern? Masa Depan Kiper PSG Tergantung Ederson
-
Jack Grealish ke Everton: Pinjaman Mahal yang Bisa Jadi Transfer Permanen
-
Man City vs Wolves: Krisis Cedera Hantui Laga Pembuka Premier League 2025
-
Blunder Memalukan Manchester City: Nama Tijjani Reijnders Typo di Jersey
-
Rp1,1 Triliun Jadi Taruhan, Everton Yakin Jack Grealish Bisa Bersinar Lagi?
-
Pep Guardiola Ngidam Rodrygo, City Siap Rogoh Rp1,7 Triliun
-
Manchester City Pagari Rodri hingga 2029 dari Kejaran Real Madrid
-
Chelsea Siap Lepas 8 Pemain: Bintang Muda hingga Veteran di Ambang Pintu Keluar
-
Pemain Keturunan Indonesia Tijjani Reijnders Tak Sabar Lakoni Derbi Manchester
-
2 Tahun Lagi Dunia Sepak Bola Akan Kehilangan Pep Guardiola
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa