Bolatimes.com - Usai melakoni babak perempat final yang menguras emosi, empat tim akhirnya dipastikan melenggang ke semifinal Liga Champions musim ini. Mengulang tahun 2010 silam, empat tim yang lolos musim ini merupakan perwakilan empat negara berbeda.
Liverpool menjadi tim asal Inggris yang musim ini memastikan lebih awal lolos ke babak semifinal usai menumbangkan Manchester City dengan agregat 5-1. Lantas AS Roma mewakili Italia yang tampil luar biasa membalikkan keadaan kala bersua raksasa Catalan, Barcelona dengan agregat 4-4 unggul gol tandang.
Disusul kemudian Bayern Munchen. Juara Bundesliga musim ini tersebut menjadi wakil Jerman usai unggul agregat 2-1 atas Sevilla. Terakhir, Real Madrid menjadi wakil Spanyol yang memastikan lolos ke semifinal setelah harus berjibaku meladeni permainan spartan Juventus di leg keduanya. Madrid lolos setelah penalti Ronaldo menambah keunggulan agregat 4-3 atas Juventus.
Drawing semifinal baru akan dilakukan petang ini, tetapi bolehlah mulai berancang ancang menebak siapa sih yang pantas melaju ke final. Beberapa kalangan menganggap Liverpool lebih punya peluang bertemu AS Roma di laga pemucak nanti ketimbang di semifinal.
Dilansir dari Mirror, berikut tanda-tanda jika mereka "berjodoh" di final Liga Champions.
Ulangi Sukses Tahun 1984
Kesuksesan Liverpool menumbangkan calon raja Liga Premier Inggris, Manchester City di dua leg perempat final membuatnya layak untuk tampil di laga puncak Liga Champions.
Keperkasaan di babak perempat final mengingatkan sepak terjang The Reds 34 tahun silam. Di musim 1983-84, Liverpool mampu memenangi laga babak perempat final Piala Champions saat menundukkan Benfica dengan agregat 4-1.
Berkat performa yang prima, Liverpool mampu melenggang ke babak final dan menghantarkan wakil Inggris tersebut mengangkat trofi Champions usai menaklukkan AS Roma lewat adu pinalti dengan skor akhir 4-2.
Comeback Roma Layak Tampil Sebagai Finalis
Baca Juga
Penampilan AS Roma di babak perempat final Liga Champions lalu sungguh mengejutkan. Bagaimana tidak, tertinggal 3 gol dari pemuncak klasemen La Liga, Barcelona, mereka justru tampil kesetanan. Tak hanya mampu membayar tiga gol tetapi juga melunasinya dengan merengkuh tiket ke semifinal.
Aksi luar biasa yang ditampilkan skuat Srigala Roma tersebut ternyata bukan kali itu saja. Merunut pada sejarahnya, di tahun 1984 sebelum melenggang ke final, AS Roma juga berhasil comeback saat bertemu wakil Skotlandia, Dundee United.
Kala itu AS Roma sempat tertinggal lebih dulu 2-0 di leg pertama. Namun mereka mampu membalikkan keadaan dengan melesakkan 3 gol ke gawang Dundee United tanpa balas.
Modal inilah yang membuat AS Roma layak untuk melaju ke final.
Ada Reinkarnasi Ian Rush di Liverpool Musim Ini
Di tahun 1983/84, kesuksesan Liverpool merengkuh trofi Champions dibarengi dengan kemampuan ujung tombak mereka yang mumpuni. Ya, Ian Rush yang kala itu masih berseragam Liverpool merupakan ujung tombak haus gol.
Bersama The Reds ia telah menorehkan 47 gol dari 65 pertandingan. Berkat torehan tersebut Ian dianugrahi beragam penghargaan termasuk sepatu emas kala jadi top skor Piala Champions.
Sejurus dengan torehan tersebut, musim ini reinkarnasi Ian Rush terlahir. Dengan tidak melebih-lebihkan tetapi ketajaman Mohamed Salah wajib diapresiasi. Penyerang timnas Mesir tersebut saat ini telah mengoleksi 40 gol di musim pertamanya bersama Liverpool.
Laga "Italia" vs "Inggris" Memilik Nilai Historis di Final
Sebagian kalangan berpendapat jika Liverpool menembus final bersama AS Roma diyakini pertandingan bakal berlangsung menarik.
Tim Inggris memiliki reputasi yang baik kala bersua tim Italia. Setidaknya yang dialami oleh Liverpool.
Di musim 1984, Liverpool memenangi babak final menghadapi AS Roma. Kemudian di musim berikutnya, kembali Liverpool yang lolos ke final harus berhadapan dengan tim Italia lainnya yakni AC Milan.
The Reds pun berhasil mempertahankan trofi Champions untuk kedua kalinya berhadapan dengan tim Italia.
Dengan nilai historis tersebut, tentunya final Liga Champions musim ini bakal menarik jika wakil Inggris bisa bersua wakil Italia di final. Aroma dendam dipastikan membuat pertandingan jadi jauh lebih menarik.
AS Roma Punya Hubungan Spesial Dengan Liverpool
Mengapa pertemuan AS Roma dengan Liverpool di final menjadi layak? Salah satunya lantaran kedua tim ini punya hubungan spesial di kompetisi level Eropa.
Ya, AS Roma terhitung sudah lima kali bertemu dengan Liverpool. Dua diantaranya pada ajang UEFA Cup 2001 silam.
Di tahun itu, Liverpool tak hanya mampu merengkuh juara tetapi juga menashbihkan rekor dengan memenangi treble winner League Cup, Piala FA dan Piala UEFA.
Liverpool mungkin memiliki nasib baik yang sama jika mereka bertemu Roma lagi tahun ini.
Berita Terkait
-
AS Roma Resmi Tawar Jadon Sancho, Manchester United Mulai Goyah?
-
Liverpool Siap Rekrut Marc Guehi: Crystal Palace Terpojok di Bursa Transfer
-
Muda dan Berbakat, Giovanni Leoni Jadi Target Transfer Panas Liverpool
-
Kamu Akan Dirindukan! Surat Cinta Mohamed Salah untuk Darwin Nunez
-
Arne Slot Wanti-Wanti Liverpool: Perbaiki Pertahanan Jelang Duel Lawan Bournemouth
-
Omongan Pedas Carragher: Alexander Isak Datang, Liverpool Belum Tentu Juara
-
Alexander Isak Meledak! Janji Tak Akan Pernah Main Lagi untuk Newcastle
-
Dari Austria ke London, Perjalanan Oliver Glasner Menuju Singgasana Wembley
-
Alexander Isak Membangkang! Newcastle Asingkan Striker Rp3 T Itu Gegara Liverpool
-
Hugo Ekitike Cetak Gol Indah, Tapi Slot Malah Cabut Dia di Menit 71, Ada Apa?
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa