Bolatimes.com - Bukan kali pertama urusan apparel dipercayakan pada produk lokal, tetapi Timnas Indonesia juga pernah menjadi bagian dari merek tenama dunia, Adidas dan Nike.
Timnas Indonesia dengan jersey merek ternama seperti Adidas, Diadora hingga Nike dapat dengan mudah dijumpai era 1990 hingga awal 2000-an.
Namun fakta mencengangkan di balik itu, ternyata jersey-jesey bermerek kenamaan itu dibeli PSSI dari distributor tanpa ada hubungan relasi bisnis nyata.
Hal ini diceritakan langsung mendiang Nugraha Besoes, mantan Sekjen PSSI di era Azwar Anaz dan Nurdin Halid dengan fakta yang dibeberkannya.
"Paling mentok PSSI minta harga diskon dari mereka. Mereka belum menghitung kita sebagai mitra bisnis yang menguntungkan," ucap Nugraha Besoes.
Keunikan lain dari penggunaan jersey distributor merek kenamaan itu pun berlanjut, adanya duplikasi sebagau ide dari PSSI demi mengakali pengeluaran besar.
Dalam hal ini PSSI bahkan sampai bermitra dengan perusahaan garmen lokal guna menduplikasi jersey-jersey menggunana logo brand besar.
Pengurus Persija Jakarta saat itu, Bambang Sucipto sebagai pemasok jersey replika lewat perusahaan garmen yang bekerja sama dengan PSSI.
Dari situlah muncul candaan Adidas Made in Bangcip (singkatan Bambang Sucipto) yang muncul di kalangan para pemain Timnas Indonesia.
Review menarik dari para pemain Timnas Indonesia saat itu seperti Sudirman dan Patar Tambunan soal beda memakai jersey ori dan replika.
Baca Juga
"Kalau dilihat dari jauh, kelihatannya sama. Tapi kalau sudah memakainya langsung rasanya beda," ucap Sudirman.
"Kostum timnas produksi garmen lokal bahannya agak tebal dan cenderung berat. Mungkin tujuannya biar awet, walau malah bikin pemain kepanasan.''
"Mungkin sekarang kalau dipakai, malu rasanya," imbuhnya.
Barulah di awal 2000-an, Indonesia mulai dilirik perusahaan-perusahaan aparel asing, mendapat pasokan meski hanya berstatus kerja sama barter.
PSSI pun tak mendapat keuntungan dari kerja sama tersebut, hingga pada 2004 menjadi era baru bagi Timnas Indonesia bersama Adidas.
Selain tim nasional, Adidas juga menjadi sponsor bagi tiga pilar utama skuad Garuda, Boaz Solossa, Ilham Jayakesuma dan Ortizan Solossa.
Ketertarikan Adidas disambut sangat baik, meskipun Nurdin Halid selaku Ketum PSSI saat itu tak membocorkan angka kerja samanya.
"Ketertarikan Adidas mensponsori Timnas Indonesia sebuah kebanggaan bagi PSSI," ucap Nurdin Halid kala itu.
"Tak usah saya sebut nominal kontraknya, pastinya angkanya sangat bagus," imbuhnya.
Hingga diakui oleh Asep Hadian yang saat itu berstatus sebagai perwakilan Adidas menyebut popularitas brand semakin menanjak di Piala AFF.
"Popularitas mereka meroket di Piala AFF, Adidas ingin mereka menjadi duta kami di sepak bola, terutama berkaitan dengan timnas," ucap Asep Hadian.
Romansa Timnas Indonesia dengan Adidas berakhir pasca Piala AFF 2007, di saat yang sama Nike segera menyodorkan kontrak jangka panjang.
Nike menggelontorkan dana sebanyak Rp10 miliar per tahun dari kerja sama bisnis dengan PSSI, mereka juga sempat promosi besar-besaran pada Piala Asia 2007.
Lewat jargon Ini Kandang Kita sebagai penyemangat publik sepak bola Tanah Air, Nike juga mengontrak tiga pemain timnas sebagai duta besar mereka.
Di antaranya Bambang Pamungkas, Elie Aiboy dan Budi Sudarsono, kerja sama dengan Nike yang berlangsung cukup lama hingga 2019.
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk