Bolatimes.com - Mengenang kisah Bertje Matulapelwa, pelatih pertama yang sukses membawa Timnas Indonesia meraih medali emas di ajang SEA Games 1987 silam.
Timnas Indonesia memang tak punya prestasi mentereng di cabang olahraga (cabor) sepak bola putra pada ajang multi-event seperti SEA Games.
Sejak kesertaannya, tim Merah Putih hanya tercatat mampu meraih dua medali emas, yakni masing-masing pada SEA Games 1987 dan 1991.
Baca Juga:
32 Tahun Puasa Gelar di SEA Games 2023, Mampukan Timnas Indonesia U-22 Tumbangkan Thailand?
Sejak saat itu, Timnas Indonesia sudah tujuh kali menembus final SEA Games, dan berakhir dengan lima kali menjadi Runner Up atau meraih medali perak.
Dalam dua edisi saat meraih medali emas itu, Timnas Indonesia dipimpin oleh dua pelatih berbeda, yakni Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin.
Dua pelatih tersebut memiliki latar belakang berbeda, di mana Bertje Matulapelwa merupakan pelatih lokal, sedangkan Anatoli Polosin merupakan pelatih asing asal Rusia.
Baca Juga:
Alfeandra Dewangga Minta Dukungan Fans Timnas Indonesia U-22 Jelang Hadapi Thailand
Dengan statusnya sebagai pelatih lokal, nama Bertje Matulapelwa pun dipuja-puja dan dianggap sebagai pahlawan sepak bola Indonesia.
Kisahnya pun kerap diulas dalam setiap turnamen yang diikuti Timnas Indonesia, terutama pada ajang SEA Games, menyusul prestasi apiknya itu sebagai pelatih lokal.
Berikut Bolatimes.com sajikan kisah Bertje Matulapelwa hingga berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pertamanya di SEA Games pada 1987 silam.
Dijuluki Sang Pendeta
Bertje Matulapelwa merupakan pelatih asal Maluku yang ditunjuk sebagai juru taktik Timnas Indonesia untuk menggantikan trio Muhammad Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir.
Penunjukkan ini tak lepas dari kegagalan trio pelatih Timnas Indonesia itu pada 1984 yang hanya menjadi Runner Up di sebuah turnamen di Thailand.
Baca Juga:
Mengenal Janis Rosalita Suprianto, Atlet Indonesia yang Sabet 3 Emas di SEA Games 2023
Saat itu, Bertje Matulapelwa ditunjuk untuk menukangi Timnas Indonesia jelang SEA Games 1985. Di SEA Games pertamanya sebagai pelatih itu, ia bisa dikatakan gagal.
Pasalnya, Timnas Indonesia kala itu hanya mencapai babak semifinal saja, usai dihajar Thailand dengan skor gajah, yakni 7-0.
Kegagalan itu tak membuat PSSI lantas melengserkan pelatih berjuluk Sang Pendeta karena pembawaannya yang dingin itu. Ia masih dipercaya sebagai pelatih hingga SEA Games 1987 yang digelar di Indonesia.
Pada SEA Games 1987, Bertje Matulapelwa pun melakukan persiapan matang dengan memanggil pemain-pemain terbaik dari dua kompetisi bergengsi di Indonesia, yakni Perserikatan dan Galatama.
Di SEA Games 1987 itu, Timnas Indonesia sempat harus puas menjadi Runner Up grup B di belakang Thailand, usai kalah perihal agresivitas gol.
Meski jadi Runner Up grup B, Timnas Indonesia arahan Bertje Matulapelwa mampu tampil apik di semifinal dengan mengalahkan Burma 4-1 dan berhak ke final.
Di babak final, Timnas Indonesia kemudian bertemu Malaysia yang berhasil menang atas Thailand dengan skor 2-0 di semifinal.
Di laga final yang digelar di Gelora Senayan (saat ini bernama Gelora Bung Karno), Bertje Matulapelwa mampu membawa Timnas Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0.
Gol kemenangan Timnas Indonesia kala itu dicetak oleh Ribut Waidi di menit ke-91, atau di menit-menit awal babak Extra Time.
Sontak kemenangan ini membuat Gelora Senayan bergemuruh karena menjadi medali emas pertama Timnas Indonesia di SEA Games.
Selain membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pertama, Bertje Matulapelwa juga dikenal membawa prestasi mentereng lainnya, yakni peringkat keempat pada Asian Games 1986.
Di Asian Games 1986, Bertje Matulapelwa mampu menyulap Timnas Indonesia lolos babak grup C di belakang Arab Saudi dan mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final.
Sayangnya di semifinal Timnas Indonesia dan Bertje Matulapelwa harus tumbang dari Korea Selatan yang kemudian meraih medali emas di ajang tersebut.
Berita Terkait
-
Shin Tae-yong Legowo Dipecat dari Timnas Indonesia
-
Ultras Garuda Ke Patrick Kluivert: Kami Butuh Pembuktian!
-
Shin Tae-yong ke Nova Arianto: Tolong Jaga Pemain Lokal Kita
-
8 Komentar Menarik Shin Tae-yong Selama Lima Tahun Melatih Timnas Indonesia
-
Pemain LOSC Lille Mitchel Bakker Dilaporkan Keturunan Maluku, PSSI Bergerak
-
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Konsisten Lolos ke Piala Dunia
-
Marselino Ferdinan Minta Maaf Gagal Lolos Fase Grup Piala AFF 2024
-
Erick Thohir: Lawan Filipina Harus Menang!
-
Komentar Shin Tae-yong usai Sukses Kalahkan Myanmar, Mainkan 8 Debutan
-
Tiket Timnas Indonesia Ludes Terjual, Erick Thohir: Alhamdulillah
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
PSS Sleman Fokus Tingkatkan Kebugaran dan Performa Penggawa
-
Imran Nahumarury Berharap Adaptasi Pemain Asing Baru Malut United Lancar
-
Shin Tae-yong Legowo Dipecat dari Timnas Indonesia
-
Debut Manis Pratama Arhan bersama Bangkok United, Kalahkan Buriram United 3-2
-
Ultras Garuda Ke Patrick Kluivert: Kami Butuh Pembuktian!
-
Shin Tae-yong ke Nova Arianto: Tolong Jaga Pemain Lokal Kita
-
8 Komentar Menarik Shin Tae-yong Selama Lima Tahun Melatih Timnas Indonesia
-
Pemain LOSC Lille Mitchel Bakker Dilaporkan Keturunan Maluku, PSSI Bergerak
-
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Konsisten Lolos ke Piala Dunia
-
Marselino Ferdinan Minta Maaf Gagal Lolos Fase Grup Piala AFF 2024