Bolatimes.com - Tak bisa dipungkiri, Papua menjadi pulau penghasil pesepak bola top Indonesia. Rully Nere, Yohanes Auri, Aples Tecauri, Alexander Pulalo, Elie Aiboy, hingga Boaz Solossa adalah contoh-contoh nyata.
Nama terakhir menjadi salah satu bakat sepak bola paling ikonik. Bagaimana tidak, ia menjadi pemain Papua dengan caps terbanyak (48 laga) di Timnas Indonesia bersama seniornya, Elie Aiboy.
Di Liga Indonesia, Boaz Solossa tiga kali meraih gelar top skor (2008/09, 2010/11, 2013) dan tiga kali pula menjadi Pemain terbaik (2009/2010, 2010/2011, 2013).
Baca Juga:
Cara Dani Alves Dapat Cuan dari Dalam Penjara karena Kasus Pemerkosaan
Sedikit data itu adalah bukti kehebatan seorang Boaz Solossa. Ia hebat berkat alaminya dan kegigihannya dalam berlatih di sebuah klub milik keluarga yang bernama PS Putra Yohan sejak dini.
Boaz Solossa juga bersyukur memiliki seorang keluarga atlet, terutama sang kakak Ortizan Solossa yang menjadi motivasi serta membimbingnya hingga akhirnya menjadi pesepak bola sukses seperti sekarang.
"Saat itu, orangtua saya mempunyai panti asuhan dan kebetulan kita juga punya klub, PS Putra Yohan di Sorong dan akhirnya di situ mau tidak mau ada di lingkungan itu," kata Boaz Solossa di YouTube Tiento Indonesia.
Baca Juga:
Arema FC vs Bali United, Joko Susilo Pede Singo Edan Menang di Stadion PTIK
"Akhirnya dari situ, saya berusaha untuk selalu berlatih, bermain, dan beliau juga sendiri mendorong dan memberikan dukungan sampai saat ini," imbuhnya.
Namun, tentu tak semua anak Papua memiliki 'background' seperti Boaz Solossa yang mempunyai kakak pesepak bola dan keluarga atlet yang memiliki klub sepak bola.
Oleh karena itu, Papua Football Academy bisa menjadi wahana bagi anak-anak Papua untuk mewujudkan mimpi menjadi pesepak bola luar biasa seperti Boaz Solossa atau bahkan melebihinya.
Baca Juga:
Lionel Messi Jadi Nama Pemusatan Latihan Timnas Argentina
Papua Football Academy
Papua Football Academy merupakan akademi sepak bola bagi putra Papua yang diresmikan sejak 31 Agustus 2022. Akademi ini merupakan bentuk kontribusi PT Freeport Indonesia terhadap sepak bola di Bumi Cenderawasih.
Direktur Papua Football Academy adalah Wolfgang Pikal, nama yang sudah tidak asing di dunia sepak bola Indonesia karena pernah menjadi asisten almarhum Alfred Riedl di Timnas Indonesia.
Baca Juga:
Dihajar Timnas Indonesia 3-1, Burundi Persiapkan Hal Ini Jelang Pertemuan Kedua
Dia diketahui juga perna menimba ilmu kepelatihan di beberapa klub ternama Eropa seperti Arsenal dan Ajax Amsterdam. Kini, dia juga menjadi seorang instrktur pelatih kelas A Pro AFC.
Kualitas dan pengetahuan Wolfgang Pikal sebagai seorang pelatih sudah tidak perlu diragukan lagi. Sehingga materi, ilmu, pengalamannya akan bermanfaatkan untuk menempa bakat-bakat muda di Papua Football Academy.
Selain Wolfgang Pikal, PFA juga didukung para legenda Papua seperti Rully Nere yang menjadi penasihat, hingga Ardiles Rumbiak sebagai pelatih kepala PFA.
Saat ini, Papua Football Academy memiliki 30 peserta didik, hasil dari seleksi 477 putra Papua yang berasal dari kabupaten/kota yakni Jayapura, Merauke, dan Mimika.
Usia para pemain terpilih itu adalah 13 tahun. Sehingga cukup waktu untuk memoles bakat mentah agar menjadi pemain yang jempolan dalam dua atau tiga tahun mendatang.
"Ini anak-anak rata-rata berusia 13 tahun. Proses sampai sejauh ini, mereka telah mengikuti seleksi, beberapa anak ada yang luar biasa. Banyak anak dengan bakat yang mentah," ujar Pikal di laman resmi Kemenpora.
Tak Cuma Sepak Bola, tapi Juga Peduli Pendidikan
Di Papua Football Academy anak-anak usia 13-14 tahun tak hanya fokus berlatih sepak bola. Mereka juga diberi pendidikan formal di sekolah.
Sehingga, bakat-bakat muda ini tidak tertinggal secara pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Para pesepak bola muda tak hanya akan oke di lapangan, tetapi juga hebat di kelas.
"Tidak hanya sepak bola disiapkan juga pendidikan formalnya," kata Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat meresmikan Papua Football Academy.
"Sehingga tetap sekolah yang diharapkan nanti akan menjadi pemain-pemain bola yang memiliki jiwa percaya diri yang kuat, karakter yang kuat, yang kompetitif, yang sportif, tapi juga pandai dan pintar," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Weshley Hutagalung selaku Operator Papua Football Academy. Para peserta didik harus memiliki ijazah ketika lepas dari akademi.
Ini bermanfaat bagi calon pesepak bola jika ingin melanjutkan dalam pendidikan formal ke tingkat yang lebih tinggi.
"Kita membentuk anak-anak ini bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga memberikan materi sekolah dan mereka harus ada ijazah," kata Weshley Hutagalung.
Target Jelas, untuk Jadi Pemain Profesional
Papua Football Academy memiliki target yang jelas dan realistis untuk pemainnya. Dalam jangka pendek, 30 pemain yang saat ini ditempa diproyeksikan untuk bisa bergabung tim EPA (Elite Pro Academy).
Sebagai informasi, EPA adalah sistem liga sepak bola kelompok usia yang diselenggarakan oleh PSSI. Pesertanya adalah klub-klub Liga 1 dengan kelompok usia di bawah 16 dan 18 tahun.
Dari EPA, para pemain bisa belajar menjadi pemain profesional dan merasakan kompetisi yang ketat. Biasanya dari kompetisi ini pelatih tim nasional kelompok usia akan menjaring pemain.
Oleh karena itu, Papua Football Academy memiliki target jangka pendek untuk memasok pemainnya ke tim-tim peserta EPA. Dan Papua Football Academy membuka pintu lebar untuk klub yang menginginkan pemainnya.
"Harapan kita, klub yang membutuhkan pemain bisa melakukan kerja sama. Kami akan melakukan pengawalan, semua data disimpan dan kami akan pantau. Kita tidak ingin peserta didik ini terlantar," kata Weshley Hutagalung.
Lebih dari itu, Papua Football Academy bertekad berkontribusi lebih untuk sepak bola Papua. Memoles bakat-bakat muda Papua untuk Indonesia.
"Tapi satu hal yang menjadi perhatian, kita ingin sepak bola Papua bangkit. Kami ingin berkontribusi terhadap perkembangan sepak bola," tuturnya menambahkan.
Papua Football Academy tentu bisa menjadi wadah bagi talenta-talenta Papua yang belum diasah. Semoga semakin banyak muncul pemain-pemain hebat seperti Boaz Solossa di masa mendatang.
Berita Terkait
-
Jay Idzes Resmi Debut di Serie A Italia, Tampil Starter Lawan Fiorentina
-
Indra Sjafri Manfaatkan Turnamen di Korea Selatan untuk Uji Pemain Baru
-
Rumah Tangga Pratama Arhan Retak, Azizah Salsha Digosipkan Berselingkuh
-
Marselino Ferdinan Resmi Gabung Klub Divisi 2 Inggris, Lebih Tinggi dari Elkan Baggott
-
Update Terkini Kondisi Welber Jardim Jelang Lawan Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024
-
Shin Tae-yong Dioperasi 6 Jam, Berat Badan Turun 5 Kg
-
Pemain Keturunan Belum Starter, Timnas Putri Indonesia Kalah 2-3 dari Hong Kong
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2024
-
Daftar 24 Pemain Timnas Putri Indonesia vs Hong Kong, Ada Trio Keturunan Amerika Serikat
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
Tag
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Indomie Dukung Persib Sebagai Wakil Indonesia Di AFC Champions League 2 Musim 2024/2025
-
Jay Idzes Resmi Debut di Serie A Italia, Tampil Starter Lawan Fiorentina
-
Indra Sjafri Manfaatkan Turnamen di Korea Selatan untuk Uji Pemain Baru
-
Marselino Ferdinan Resmi Gabung Klub Divisi 2 Inggris, Lebih Tinggi dari Elkan Baggott
-
Persib Bandung Vs PSBS Biak: Regulasi Larangan Suporter Tamu Masih Berlaku
-
Piala Presiden 2024, Cerminan Hiburan Rakyat dan Indonesia
-
Persib Bandung Luncurkan Program Membersib
-
Dapatkan Tiketnya dan Berikan Dukungan Terbaik di Pesta Rakyat Persib
-
Update Terkini Kondisi Welber Jardim Jelang Lawan Malaysia di Semifinal Piala AFF U-19 2024
-
Persib Bandung Tak Pasang Target Tinggi di Piala Presiden 2024