Irwan Febri Rialdi
Pelatih kepala Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-Yong (tengah) menyapa suporter usai pertandingan melawan Myanmar U-19 dalam matchday terakhir Grup A Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Bekasi, Minggu (10/7/2022) malam. [ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah]

Bolatimes.com - Indonesia kalah dari Qatar dalam bidding tuan rumah Piala Asia 2023. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memutuskan ajang terbesar di Asia ini lebih siap jika bergulir di Qatar.

Sebelumnya tuan rumah Piala Asia 2023 adalah China. Namun, Negeri Tirai Bambu ini mengundurkan diri karena alasan virus Corona.

Qatar, Indonesia, dan Korea Selatan lantas mengajukan diri sebagai tuan rumah. Pada akhirnya AFC lebih memilih Qatar karena berbagai pertimbangan.

Hal ini tak lepas dari pengalaman sebelumnya yang sudah menjadi tuan rumah Piala Asia sebanyak dua kali yakni tahun 1988 dan 2011. Selain itu, jarak waktu yang cukup singkat menjadi salah satu pertimbangan AFC dalam menentukan tuan rumah.

Qatar sendiri memang dinilai cukup siap. Apalagi di tahun ini, mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Dalam hal ini, pastinya Qatar menjadi pilihan tepat AFC untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.

Lantas, apa saja dampak bagi Indonesia setelah terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Asia 2023?

1. Kehilangan Shin Tae-yong

Terpilihnya Qatar membuat Piala Asia 2023 berpeluang tidak digelar sesuai jadwal awal, yakni 16 Juni-16 Juli 2023, melainkan menjadi Januari 2024.

Kabar ini disampaikan oleh Sekjen AFC, Datuk Windsor Paul John. Januari 2024 dipilih karena saat itu nanti cuaca tidak terlalu panas.

"Jika Qatar terpilih, Piala Asia akan diadakan pada Januari 2024. Seba,b waktu itu cuaca tidak panas," kata Windsor Paul John, dikutip dari Harian Metro.

Pemindahan jadwal Piala Asia 2023 tentu buruk bagi Timnas Indonesia. Sebab, kontrak Shin Tae-yong akan berakhir pada 31 Desember 2023.

Apabila pelatih asal Korea Selatan itu ogah memperpanjang kontrak, maka skuat Garuda bisa tanpa Shin Tae-yong dalam mengarungi Piala Asia 2023.

2. Tidak Mendapat Dukungan Penuh Suporter

Dengan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2023, maka dipastikan Timnas Indonesia tidak akan mendapat dukungan penuh dari para suporter.

Tentunya hal ini cukup merugikan mengingat dukungan langsung dari suporter bisa menaikkan motivasi para pemain Skuad Garuda.

Meski begitu, diharapkan dukungan para suporter yang nantinya menyaksikan langsung ke Qatar bisa menjadi suntikan semangat untuk para pemain.

3. Gagal Unjuk Gigi ke Dunia Internasional

Terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia adalah pada edisi 2007. Saat itu Indonesia menjadi tuan rumah bersama Thailand, Vietnam dan Malaysia. 

Dengan gagalnya menjadi tuan rumah Piala Asia 2023, Indonesia gagal pula unjuk gigi ke dunia internasional terkait fasilitas sepak bola yang kini sudah semakin maju.

4. PSSI Dinilai Kurang Siap

Pada kenyataannya, PSSI sendiri sejatinya kurang siap dengan pencalonan sebagai tuan rumah Piala Asia 2023. Hingga hari pemilihan, PSSI tidak kunjung merilis video atau konsep yang ditawarkan, seperti saat bidding Piala Dunia U-20 2021.

Venue yang diajukan oleh PSSI pun relatif sama dengan stadion Piala Dunia U-20 2023. Diketahui Piala Dunia U-20 2023 akan berlangsung di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni.

Sedangkan Piala Asia 2023 rencananya bakal bergulir pada Juni hingga Juli sehingga waktu pelaksanaan terlalu mepet dan berpotensi tidak siap.

Kontributor: Aditia Rizki Nugraha
Load More