Husna Rahmayunita
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, usai meraih trofi juara Piala AFF U-16 2022. (Bolatimes.com/Irwan Febri Rialdi)

Bolatimes.com - Pelatih Timnas Indonesia U-19 Bima Sakti menegaskan dirinya tak akan marah meski kerap dicibir dan dihujat warganet saat menukangi skuad Garuda Asia.

Walau sudah berhasil mengantarkan Timnas Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2022, Bima Sakti mengaku hingga kini dirinya terus belajar.

Karenanya, ia tak masalah bila mendapat kritikan tajam, termasuk ketika diremehkan dengan sebutan sebagai guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) atau guru olahraga.

Baginya, hal itu ialah kritikan positif agar dirinya dapat lebih banyak belajar dan berkembang lagi.

"Saya terimakasih pada semua pecinta bola di Indonesia, termasuk netizen," ucapnya dalam potongan video podcast @sport77official seperti dikutip(19/8/2022).

"Saya juga sudah bilang ke teman-teman wartawan kalau saya tidak baper mau dibilang seperti apa, karena saya masih bisa banyak belajar," imbuhnya.

 

Eks pemain Timnas Indonesia itu mengaku tak masalah dikritik asal tidak dituduh mencuri barang orang lain.

"Asal saya jangan dibilang pelatih yang ambil duit pemain, pelatih yang tidak jujur. Kalau dibilang pelatih penjaskes, saya terima saja. Itu malah menjadi doa buat saya," sambungnya.

Sering dikritik sebagai guru Penjaskes, Bima Sakti memberikan pengakuan mengejutkan. Ia mengaku mempunyai kartu tanda anggota (KTA) PGRI.

Dalam kesempatan tersebut, ia terlihat mengeluarkan KTA miliknya untuk ditunjukkan di depan kamera.

"Terimakasih suporter semua saya dibilang ini (guru) penjas, saya dikasih penghargaan sama guru di Pekanbaru, Kartu Tanda Anggota PGRI," ungkapnya.

KTA itu, kata Bima Sakti, diberikan oleh seorang guru di Pekanbaru sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya sebagai pelatih Timnas Indonesia.

"Jadi, saya memang seorang guru. Ini resmi, ada nomornya," tukasnya.

Load More