Husna Rahmayunita
Bima Sakti saat ditemui seusai latihan timnas Indonesia U-16 jelang lawan Singapura U-16 di Lapangan UNY, Yogyakarta (Suara.com/Arif Budi)

Bolatimes.com - Berikut profil Bima Sakti, pelatih Timnas Indonesia U-16 yang tengah berjuang membawa anak asuhnya menjuarai Piala AFF U-16 2022.

Bima Sakti tengah dielu-elukan usai Timnas Indonesia U-16 bermain apik sepanjang fase grup Piala AFF U-16 2022, hingga lolos ke semifinal.

Di bawah arahannya, Timnas Indonesia U-16 mampu menyapu bersih fase grup dengan kemenangan atas Vietnam, Filipina dan Singapura.

Berkat taktik yang diterapkannya pula, Timnas Indonesia U-16 mampu menjadi tim terproduktif sepanjang fase grup Piala AFF U-16 2022, dengan koleksi 13 gol.

Tak cukup sampai di situ, Timnas Indonesia U-16 juga menjadi tim paling sedikit kebobolan, dengan hanya kemasukan 1 gol saja dari 3 pertandingan di babak grup.

Semua pencapaian ini tak lepas dari tangan dingin Bima Sakti yang memang telah menjalani pemusatan latihan (TC) bersama anak asuhnya.

Kini, pendukung Timnas Indonesia berharap banyak agar Bima Sakti bisa membawa tim U-16 melangkah lebih jauh dan kembali menjadi juara di ajang ini.

Lantas, siapakah sosok Bima Sakti tersebut? Berikut rangkumannya.

Legenda Timnas Indonesia

Bima Sakti merupakan legenda Timnas Indonesia. Setidaknya status itu didapatkan karena kiprahnya bersama tim Merah Putih.

Pria kelahiran Balikpapan pada 23 Januari 1976 ini dulunya merupakan gelandang andalan Timnas Indonesia. Sebelum menjadi andalan tim Merah Putih, kariernya pun tergolong mentereng.

Bima Sakti memulai karier di sepak bola pada 1989, saat dirinya yang masih muda dipercaya masuk ke tim PON Kalimantan Timur.

Kiprahnya bersama tim PON Kalimantan Timur membuat Persisam Samarinda kemudian menggaetnya sebagai pemain.

Dari sana, kiprahnya berlanjut saat Bima Sakti terpilih menjadi salah satu pemain yang masuk ke skuad Primavera yang berlaga di Italia pada 1993.

Kala itu, Bima Sakti berada dalam satu tim dengan legenda Timnas Indonesia lainnya seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy.

Selepas dari Italia, Bima Sakti pulang ke Indonesia dan bermain untuk PKT Bontang, yang kemudian berlanjut ke tim lainnya seperti Pelita Jaya, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, Persiba Balikpapan.

Tak cukup sampai di situ, Bima Sakti juga membela tim lainnya seperti Persema Malang, Perseba Bangkalan, Mitra Kukar dan Gresik United.

Dari sederet klub itu, hanya di PSM Makassar saja Bima Sakti mampu meraih prestasi tertinggi, yakni juara Liga Indonesia pada 2000 dan menjadi pemain terbaik di tahun yang sama.

Karier menterengnya itu pun membawa Bima Sakti membela Timnas Indonesia. Total 55 caps dicetaknya dengan sumbangan 12 gol.

Usai memutuskan gantung sepatu pada 2016, Bima Sakti pun melanjutkan kiprahnya di dunia kepelatihan.

Karier pertamanya di kancah kepelatihan terjadi kala PSSI menunjuknya sebagai asisten Luis Milla untuk Timnas Indonesia U-23.

Di bawah arahannya dan Luis Milla, Timnas U-23 hanya mampu meraih medali perunggu di SEA Games 2017 dan tersingkir di babak 16 besar Asian Games 2018.

Kepergian Luis Milla pada 2018 nyatanya tak membuat karier Bima Sakti meredup. Ia masih dipercaya sebagai asisten dan sempat dipilih sebagai pelatih interim Timnas Indonesia.

Hingga akhirnya, pada 2019 Bima Sakti ditawari kursi kepelatihan Timnas Indonesia U-16. Tawaran ini pun diterima dan terus diembannya hingga saat ini.

Kini Bima Sakti memiliki peluang untuk membawa anak asuhnya meraih gelar Piala AFF U-16 2022, usai melangkah ke semifinal.

Namun sebelum menjuarai ajang ini, Bima Sakti harus menyiapkan strategi terbaik untuk mengalahkan Myanmar di semifinal, Rabu (10/8).

Kontributor: Felix Indrajaya
Load More