Bolatimes.com - Duet Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman saat bermain di FK Senica ternyata memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan permainan keduanya di timnas Indonesia.
Hal itu tampak ketika Witan Sulaeman mencatatkan debutnya bersama FK Senica ketika berjumpa Zlate Moravce pada sebuah turnamen pramusim, Sabtu (22/1/2022).
Pada pertandingan itu, pelatih FK Senica, Pavel Sustr, turut menduetkan Witan Sulaeman dengan kompatriotnya, Egy Maulana Vikri.
Namun, dari permainan kedua pemain ini, cara Pavel Sustr memainkan kombinasi antara Eg-Witan cukup berbeda dengan strategi Shin Tae-yong di timnas Indonesia.
Pasalnya, Egy Maulana Vikri dipasang di sayap kanan, sementara Witan Sulaeman bermain sayap penyerangan kiri.
Saat pertandingan berlangsung, tugas dan pergerakan kedua pemain itu hanya terbatas pada posisinya tersebut.
Witan lebih banyak beroperasi di sektor kiri, baik ketika menyerang ataupun membantu pertahanan. Sama halnya dengan Egy yang berada di sektor kanan.
Sementara itu, saat bermain di timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman lebih fleksibel dalam hal posisi bermain.
Seperti pada partai leg kedua semifinal Piala AFF 2020, misalnya, Witan Sulaeman saat itu dipasang sebagai penyerang di sayap kanan, sementara Egy diplot sebagai playmaker.
Dengan peran dan posisi bermain itu, Egy jadi mudah bergerak, termasuk mundur ke bawah untuk menjemput bola dari lini tengah atau belakang.
Sementara Witan yang bermain di kanan juga kerap merangsek masuk ke area kotak penalti saat Asnawi Mangkualam naik membantu penyerangan.
Selama memperkuat timnas Indonesia pada Piala AFF 2020, Witan Sulaeman memang lebih banyak dipasang sebagai penyerang sayap kanan, sedangkan di sektor kiri biasanya dipercayakan kepada Irfan Jaya.
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk