Bolatimes.com - Mengenal lebih jauh sosok Shin Tae-yong, pelatih TimnasIndonesia asal Korea Selatan yang sempat mengguncang Piala Dunia 2018 berkat kepiawaiannya menumbangkan Timnas Jerman.
PSSI selaku induk sepak bola Indonesia resmi menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala pada Desember 2019 lalu. Ia mengalahkan nama beken seperti Luis Milla dalam pertarungan memperebutkan kursi pelatih skuat Garuda.
Penunjukkan Shin Tae-yong sebagai menjadi sejarah tersendiri bagi Indonesia. Penunjukkan itu membuat tim Merah Putih untuk pertama kalinya ditukangi oleh pelatih asal Korea Selatan.
Di sisi lain, pekerjaan melatih tim nasional Indonesia yang diambilnya membuat Shin Tae-yong untuk pertama kalinya bekerja di luar Korea Selatan sebagai pelatih.
Pengetahuan pelatih berusia 50 tahun ini dalam melatih berangkat dari pengalamannya sebagai pemain sepak bola.
Shin Tae-yong dikenal sebagai gelandang serang Korea Selatan di era 90 an. Ia dikenal saat membal Seongnam Ilhwa Chunma FC sejak 1992 hingga 2005.
Usai 13 tahun membela Seongnam, Shin, sapaannya, berpetualang ke Australia dengan membela Brisbane Roar. Sayang, kebersamaannya bersama klub asal negeri Kanguru tersebut harus berakhir dengan keputusan pensiun yang ia ambil akibat cedera.
Usai pensiun, Shin melanjutkan karir sepak bolanya di dunia kepelatihan di mana klub pertama yang ia latih adalah tim lamanya yakni Seongnam Ilhwa sebagai Caretaker di tahun 2008.
Pada 2009, Shin resmi ditunjuk sebagai pelatih tetap dan membawa prestasi membanggakan dengan membawa Seongnam Ilhwa menjuarai Liga Champions Asia pada tahun 2010, gelar yang juga pernah ia torehkan saat bermain di klub tersebut.
Kebersamaannya bersama Seongnam pun harus berakhir pada akhir tahun 2012. Setelahnya ia sempat menganggur selama satu tahun sebelum menerima jabatan sebagai asisten pelatih tim nasional Korea Selatan.
Tujuh bulan berselang, tim nasional Korea Selatan menunjuknya sebagai pelatih interim dan kembali menjadi asisten pelatih seiring hadirnya Uli Stielike.
Selain menjadi asisten Uli Stielike, Shin juga bertugas sebagai pelatih Korea Selatan U-23 dan berhasil membawa timnya menembus perempat final Olimpiade 2016 Brasil serta menjuarai AFC Cup U-23.
Pemecatan Uli Stielike di tahun 2017 membuat Shin kembali naik menjadi pelatih tim senior Korea Selatan dan membawa timnya melaju ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Sayang, Korea Selatan tak mampu melangkah jauh di ajang empat tahunan tersebut dan Shin Tae-yong menanggalkan jabatan pelatih negeri Gingseng sebelum menerima pinangan PSSI untuk melatih tim nasional Indonesia di 2019.
Pernah Bikin Persib dan Jerman Kocar-kacir
Sepanjang karirnya di sepak bola, sederet prestasi telah diciptakan Shin Tae-yong baik sebagai pemain ataupun pelatih.
Sebagai pemain, Shin pernah membawa Seongnam Ilhwa menjadi juara Liga Champions Asia yang saat itu bernama Asian Club Championship di musim 1995-1996.
Lalu, catatan itu ia ulang saat menjadi pelatih Seongnam Ilhwa di tahun 2010 dan dilanjutkan dengan prestasi menembus perempat final Olimpiade 2016 Brasil serta membawa Korea Selatan juara AFC Cup U-23 dan ke Piala Dunia 2018.
Terdapat fakta menarik dalam perjalanan Shin meraih sederet prestasi tersebut di mana ia mampu membuat tim Indonesia, Persib Bandung, dan juara Piala Dunia 2014, Jerman, kocar-kacir.
Pada musim 1995-1996, Shin membuat Persib kocar-kacir di ajang Asian Club Championship. Saat itu, tim yang ia bela kala bermain, Seongnam Ilhwa, berada dalam satu grup dengan Si Pangeran Biru di grup Asia Timur.
Di laga yang berlangsung satu leg itu, Shin turut menyumbangkan satu gol untuk Seongnam Ilhwa (dulunya bernama Ilhwa Chunma) dan membantai Persib dengan skor 5-2.
Gol Shin sendiri dicetak di menit ke-19 di hadapan pendukung Persib. Saat itu, seluruh laga di grup Asia Timur dimainkan di Bandung.
Kemudian di saat menjadi pelatih Korea Selatan, Shin membuat Jerman arahan Joachim Loew kocar-kacir di ajang Piala Dunia 2018.
Tergabung di grup F, Korea Selatan bersua Jerman di laga pamungkas grup dan mampu memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.
Padahal, sebelum bertemu Jerman, Korea Selatan tumbang di dua laga awal dan telah dipastikan takkan lolos ke babak selanjutnya.
Sebaliknya, Jerman arahan Joachim Loew butuh kemenangan di laga terakhir grup F melawan Korea Selatan untuk lolos ke babak selanjutnya.
Naas bagi Jerman, Korea Selatan tampil heroik dan menang 2-0 berkat gol Kim Young-won dan Son Heung-min di menit-menit akhir.
Kekalahan dari Shin dan Korea Selatan menjadi aib tersendiri bagi Jerman yang untuk pertama kalinya gagal lolos dari fase grup Piala Dunia sejak 1938.
Berita Terkait
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
-
Justin Hubner Bongkar Klub Indonesia yang Coba Goda Dirinya: Saya Tolak Lha!
-
Ada Cerita Lain yang Membuat Venezia Relakan Jay Idzes ke Sassuolo
-
Jay Idzes Menuju Torino: Gaji Fantastis Menanti dan Rekor Sejarah Tercipta
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bikin PSV Panen Cuan Rp37 Miliar
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk