Bolatimes.com - Sepak bola Indonesia sedang berduka, salah satu pemain legendaris Indonesia pada era 1980-an, Zulkarnain Lubis telah meninggal dunia. Pemain kelahiran Binjai ini wafat pukul 07.45 WIB di RS Pertamina Pendopo Pali, Palembang akibat serangang jantung.
Zulkarnain Lubis lahir pada 21 Desember 1958. Ia tumbuh dan mulai bermain bola di tanah kelahirannya. Zulkarnaen mulai terkenal lewat klub-klub di Sumatra Utara, sebut saja PSKB Binjai, PSMS Medan, dan Mercu Buana Medan. Bersama Krama Yudha Tiga Berlian, Zulkarnaen mencicipi dua kali gelar Juara Galatama berturut-turut, yakni pada tahun 1987 dan 1988.
Sumber foto: Suara/net
Permainannya yang apik membuat Zulkarnain mendapatkan kehormatan untuk membela Timnas Indonesia. Selama tiga tahun ia dipercaya untuk selalu memperkuat skuat Garuda.
Untuk mengenang Zulkarnain Lubis, kali ini Bolatimes akan memberikan fakta-fakta tentang pemain legendaris ini.
1. Zulkarnain dijuluki Diego Maradona Indonesia
Beberapa tahun terakhir, sepak bola Indonesia sempat dihebohkan dengan kehadiran seorang pemain yang dijuluki dengan "Messi" Indonesia. Ya, orang yang diberi julukan itu adalah Andik Vermansyah, penyerang timnas yang bertubuh kecil namun lincah ini sekarang bermain di Liga Malaysia.
Namun sebelum Andik Vermansyah, di era tahun 80an, Indonesia pernah memiliki pemain yang hebat layaknya gelandang legendaris Argentina, Diego Maradona. Pemain yang dijuluki "Maradona Indonesia" itu adalah Zulkarnain Lubis.
Mobilitas tinggi yang diperagakan Zulkarnain di lini tengah, memudahkan para penyerang di klub yang ia bela untuk mencetak gol. Kepiawaiannya dalam dribbling dan menggocek bola membuat Zulkarnain menjadi salah satu pemain yang dipercaya memperkuat Timnas Indonesia.
Lantaran penampilannya yang gesit nan liat, ditambah gaya rambut gondrongnya, membuat Zulkarnain semakin mirip dengan Diego Maradona.
2. Nyaris membawa Indonesia Lolos ke Piala Dunia 1986
Zulkarnain Lubis pernah membawa Timnas Merah Putih menembus semifinal Asian Games dan Indonesia nyaris lolos ke Piala Dunia 1986.
Saat itu, Indonesia berhasil menjuarai sub group 3B dan melanjutkan langkahnya ke babak penyisihan kedua untuk menghadapi Korea Selatan. Tetapi Indonesia harus menerima kekalahan telak dari Korsel dengan skor 1-6 dalam pertandiangan yang dilakukan dengan sistem home away tersebut.
Korea Selatan yang menang melawan Indonesia, pada babak terakhir berhadapan dengan Jepang. Korsel unggul 3-1 atas Jepang dan menjadi perwakilan Asia ke Piala Dunia 1986.
Kegagalan lolos ke Piala Dunia 1986 tidak membuat Timnas Indonesia menyerah, skuat Merah Putih tampil garang pada Asian Games 1986. Indonesia menempati posisi kedua dalam penyisihan Group C sehingga lolos ke babak perempat final.
Dalam pertandingan selanjutnya, Indonesia berhasil menang dari Uni Emirat Arab dengan kemenangan 4-3 dalam drama adu penalti, sehingga Indonesia lolos ke babak semi final.
Namun sayang, langkah Indonesia lagi-lagi dihentikan oleh Korsel pada ajang tersebut dengan kalah telak 0-4 dari Korsel.
3. Banting stir jadi pedagang nasi goreng
Seiring dengan berjalannya waktu, popularitas Zulkarnain Lubis semakin memudar. Banyak bibit-bibit baru yang mulai bersinar. Namanya pun semakin redup. Gaya hidup berfoya-foya membuat kemampuannya tak lagi banyak dilirik. Dengan kondisi yang semakin terpuruk ia memutuskan pensiun dari sepak bola.
Untuk bertahan hidup, Zulkarnain sampai banting stir menjadi pedagan nasi goreng. Tetapi dengan bantuan dari seorang legenda timnas Ronny Pattinasarani, Zulkarnain ditunjuk untuk menangani pemain-pemain muda PSSI sampai dirinya mundur dari PSSI dan menjadi pelatih sepak bola khusus perempuan.
Bolatimes.com/Andiarsa Nata
Berita Terkait
-
Tantangan Pengangguran Muda Menguat, YES 2025 Dorong Arah Baru Ekonomi Hijau, Digital, dan Hilirisasi
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Kedatangan Rekan Baru, Eks AC Milan
-
Blunder Memalukan Manchester City: Nama Tijjani Reijnders Typo di Jersey
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Mees Hilgers Menghilang Saat FC Twente Digebuk Eliano Reijnders Dkk
-
Pemain Keturunan Indonesia Pascal Struijk Tampil Kece Saat Leeds Lawan AC Milan
-
Jay Idzes Sah ke Sassuolo, Venezia Singgung Soal Profesionalisme
-
Sassuolo: Dari Seluruh Keluarga Neroverde, Selamat Datang, Jay Idzes!
-
Justin Hubner: Saya Merasa Seperti Cristiano Ronaldo!
Terkini
-
Delapan Tangan Leo Navacchio: Rekor Gila di Pekan Pembuka BRI Super League
-
Reza Arya Cetak Rekor 100 Laga, Bakal Geser Maarten Paes dan Emil Audero?
-
Persib Incar Awal Musim Sempurna: Juara Liga dan Tembus Asia
-
Rumput JIS Kembali Jadi Polemik: Kenapa Lapangan Rp2 Triliun Selalu Jadi Sorotan?
-
Markas Persija Disindir Mantan: Stadion Bagus, Tapi Rumput Tak Ada yang Urus
-
Hari Ayah Paling Manis: Persija Menang Telak, Souza Kirim Ciuman untuk Putrinya
-
Persija Hancurkan Persita 4-0: Allano Menggila, Jakmania Ubah JIS Jadi Neraka
-
Sho Yamamoto dan Kodai Tanaka: Samurai Solo yang Bikin MU Mati Gaya
-
Senyum Kecut Johnny Jansen Pasca Bali United Gagal Kalahkan Persik
-
Kemenangan Perdana Persib: Hodak Senyum, Semen Padang Tertunduk