Rauhanda Riyantama
Pesepak bola transgender asal Argentina, Mara Gomez. (AFP)

Bolatimes.com - Sepak bola modern semakin menghadirkan kejutan seiring perubahan jaman dan berkembangnya teknologi, olahraga yang identik dengan pria maskulin seolah semakin memudar.

Kemunculan Mara Gomez seolah menjadi fenomena yang dianggap biasa bagi penggemar sepak bola modern, pro dan kontra jadi masalah selanjutnya.

Mara Gomez merupakan pesepak bola transgender Argentina pertama yang bermain di level profesional, mengejutkannya hal ini dianggap biasa.

Baca Juga:
Viral, Momen Mati Lampu saat Laga Thailand vs Brunei di Stadion Patriot Candrabhaga

Terlepas dari itu, perjuangan Mara Gomez menjadi pesepak bola tentu pantas memiliki perhatian tersendiri dengan lika-liku di dalamnya.

Terlahir dengan jenis kelamin laki-laki pada 7 Maret 1997, siapa sangka Mara Gomez merupakan perempuan yang terjebak dalam tubuh seorang pria.

Kondisi yang membuatnya nekat mencari tahu, termasuk menjalani serangkaian tes seperti mengecek kadar hormon testoteron di dalam tubuhnya.

Baca Juga:
Hajar Filipina 5-1, Timnas Indonesia Cuma Butuh Menang 1-0 Lawan Myanmar untuk Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19 2022

Berbulan-bulan lamanya perjuangan Mara Gomez, meyakinkan Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengakui statusnya sebagai pesepak bola transgender.

Hal itu penting baginya untuk bisa tampi di Liga Argentina, dengan bukti bahwa kadar testoteronnya berada di bawah 10nmol/L.

Menariknya usahanya berhasil, sosok berusia 25 tahun itu akhirnya tercatat sebagai pesepak bola transgender pertama yang berlaga di kompetisi internasional.

Baca Juga:
Profil Rabbani Tasnim, Pencetak Hattrick saat Timnas Indonesia U-19 Hajar Filipina 5-1

AFA memberi konfirmasi bahwa Mara termasuk dalam daftar pemain Villa San Carlos yang kemudian melakoni debut pada Desember 2020 lalu di Divisi Utama Sepak Bola Wanita Argentina.

Pesepak bola transgender asal Argentina, Mara Gomez. (AFP)

Mara sempat emosional saat diwawancarai, bukan karena timnya kalah telak dengan skor 1-7 melainkan karena usahanya memperjuangan identitas transgender diakui.

"Bagi saya, transfobia berkaitan dengan mematahkan paradigma dan perspektif dan mulai melihat dalam masyarakat dengan visi yang lebih tidak terstruktur," ucap Mara Gomez.

Baca Juga:
Profil Gillingham FC, Salah Satu Klub Tertua di Inggris yang Jadi Pelabuhan Baru Elkan Baggott

"Bahwa kita berhenti berpikir bahwa hanya ada dua jenis kelamin atau Anda harus mematuhi perilaku atau aturan untuk menjadi normal," imbuhnya.

Termasuk dalam komunitas LGBT membuat Mara Gomez dan rekan-rekannya mendapat kekerasan dari pihak yang berlawanan dengan mereka.

"Kami terus-menerus membayar biaya untuk memberi kami kesempatan menjalani kehidupan yang layak; kesempatan untuk belajar, bekerja, berkeluarga, berolahraga," ujar Mara.

"Kekerasan ada di mana-mana di lingkungan kita, tetapi terutama di institusi, seperti biaya yang harus saya keluarkan untuk tubuh saya agar bisa bermain sepakbola.

"Hanya itu, kurangnya kesempatan dan kesetaraan yang kurang di lingkungan sosial mana pun." imbuhnya.

Kontributor: Eko Isdiyanto
Load More