Bolatimes.com - Status bintang ternyata tak lantas menjamin bahwa pesepak bola bisa bermain dengan maksimal bersama klubnya.
Apalagi jika pemain-pemain bintang ini baru saja pindah ke klub baru. Terkadang, adaptasi menyulitkan mereka untuk mampu nyetel dengan gaya dan taktik bermain klubnya tersebut.
Sejauh ini, ada beberapa pemain bintang yang justru gagal bersinar setelah pindah klub. Performa dan kontribusinya tak segarang di klub sebelumnya.
Salah satu penyebab utamanya yakni karena mereka tak bisa bermain sesuai dengan taktik tim pelatih di klub barunya tersebut.
Bahkan, tak jarang pemain-pemain ini justru menyulitkan tim pelatih untuk meracik strategi yang mumpuni karena terhambat oleh kehadiran pemain bintang ini.
Berikut Bolatimes.com menyajikan empatpesepak bola top dunia yang justru merepotkan pelatihnya untuk meracik strategi dan taktik.
Harapan Chelsea untuk memperkuat sektor lini serang dengan membawa pulang Romelu Lukaku dari Inter Milan gagal membuahkan hasil.
Sebab, performa Romelu Lukaku bersama The Blues justru melempem. Dia tak setajam saat masih bermain di Serie A bersama I Nerazzurri.
Sejauh ini, striker timnas Belanda itu hanya mampu menyumbang empat gol dari total 11 penampilannya bersama tim asuhan Thomas Tuchel.
Salah satu penyebab dari buruknya performa Lukaku bersama Chelsea ialah gaya bermainnya yang kurang nyetel dengan taktik tim pelatih.
Selain itu, Lukaku juga minim melakukan pergerakan tanpa bola. Sehingga, rekan-rekannya sulit menciptakan peluang di sektor lini serang.
Beberapa pemain di sektor lini depan yang bisa beradaptasi dengan gaya permainan Chelsea ialah Mason Mount dan Timo Werner.
2. Paul Pogba
Manchester United harus mengeluarkan dana besar untuk memulangkan pemain bintangnya, Paul Pogba, dari Juventus.
Namun, biaya mahal yang dibayar oleh Setan Merah tak sepadan dengan performa Paul Pogba di atas lapangan.
Sebab, pemain timnas Prancis itu dianggap kurang oke dalam aspek kesadaran spasialnya saat mengisi sektor tengah.
Ketika Pogba bermain, hal ini berarti bahwa sektor lini tengah Manchester United rentan ditusuk oleh lawan karena ia tak punya transisi yang efektif saat kembali bertahan.
Sehingga, ada satu lubang yang bisa dieksploitasi lawan karena Pogba jarang melakukan back-up saat timnya membangun transisi bertahan.
Cristiano Ronaldo memang menjadi salah satu mesin gol Manchester United di musim ini. Sejak direkrut pada awal musim, Setan Merah bisa mendapat bantuan CR7 untuk menjebol gawang lawan.
Namun, Cristiano Ronaldo tampaknya kurang maksimal ketika Manchester United menerapkan skema pressing yang ketat.
Apabila kapten timnas Portugal itu tak berpartisipasi dalam menekan pemain lawan, maka MU akan kesulitan untuk membangun organisasi pertahanan.
Apalagi, di sisi ofensif, Ronaldo lebih sering mengisi sektor ujung tombak. Artinya, dia selalu menempati area kotak penalti lawan.
Kondisi ini menyulitkan penyerang-penyerang lain seperti Marcus Rashford dan Mason Greenwood untuk saling mengisi ruang kosong.
Alhasil, fleksibilitas di lini serang tim Setan Merah kini menjadi kaku karena gaya bermain CR7 tak secair dulu.
4. Lionel Messi
Semenjak meninggalkan Barcelona dan bergabung ke Paris Saint-Germain, performa Lionel Messi tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda optimal.
Sebab, Messi yang pernah menjadi mesin gol andalan Barcelona kini justru melempem bersama klub raksasa Prancis.
Selain itu, kapten timnas Argentina ini juga kurang efektif ketika diminta tim pelatih yang dipimpin Mauricio Pochettino untuk ikut membantu pertahanan.
Sebab, Messi yang kini telah berusia 34 tahun sudah tak bisa bermain ngotot seperti ketika masa mudanya bersama Barcelona.
Oleh sebab itu, Messi tak bisa menerapkan skema pressing apabila timnya berupaya menghentikan upaya serangan lawan atau saat membangun transisi defensif.
Berita Terkait
-
Drama Full Tegang 90 Menit Al Shabab vs Al Nassr, Cristiano Ronaldo sampai Ketar-ketir
-
Pemegang Gelar Top Skorer Euro Sepanjang Masa Cristiano Ronaldo Murka pada Wasit di Riyadh Season Cup 2024
-
5 Negara Calon Kuat Juara Euro 2024: Satu di Antaranya Tampil Sempurna di Babak Kualifikasi
-
Persib vs Persis: Bobotoh Minta Stefano Beltrame Buktikan Diri, 'Cristiano Ronaldo' Ikut Nimbrung
-
Kualifikasi Euro 2024: Romelu Lukaku Lampaui Catatan Rekor Gol David Healy, dan Robert Lewandowski
-
Romelu Lukaku Pencetak Gol Terbanyak Kualifikasi Euro 2024, Langkahi Cristiano Ronaldo Sekaligus Ukir Sejarah Baru
-
Tekad Kuat Bawa Portugal Juara Euro 2024, Cristiano Ronaldo Tak Ambil Pusing soal Rekor Pribadi
-
Euro 2024 Pengabdian Terakhir Cristiano Ronaldo untuk Timnas Portugal, CR7 Lupakan Rekor 1.000 Gol Meksi Dibayangi Messi
-
Sebelum Kawal Timnas Indonesia, Kiper Naturalisasi Ini Bikin Lionel Messi Tak Berdaya
-
Profil Stadion untuk Laga Timnas Indonesia vs Jepang: Pernah Buat Cristiano Ronaldo Menangis
Tag
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Lamine Yamal, Bocah 16 Tahun 362 Hari Cetak Gol di Euro 2024
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
-
Jadwal Perempatfinal Euro 2024, Jerman vs Spanyol hingga Portugal vs Prancis
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Dilepas Gratis SC Heerenveen, Media Belanda Bongkar Masa Depan Gelandang Timnas Indonesia
-
Ambisi Granit Xhaka Bisa Semulus Bayer Leverkusen? Percaya Timnas Swiss Juara di Bawah Kendali Murat Yakin
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Ini Tiga Negara yang Baru Bergabung ke Babak Final Euro 2024
-
Jadwal Vietnam vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Putaran Kedua
-
5 Fakta Menarik Jelang Laga Euro 2024, Tiket Nonton Tahap Pertama Jadi Buruan Suporter