Bolatimes.com - Sepak bola memiliki beragam aturan permainan di dalamnya. Salah satunya adalah soal lemparan ke dalam atau throw in. Lantas, mengapa lemparan ke dalam digunakan menggunakan tangan ketimbang kaki?
Lemparan ke dalam atau throw in merupakan sebuah hukuman yang ada di sepak bola, di mana hukuman ini diberikan kepada sebuah tim jika bola keluar dari garis lapangan.
Sebagaimana diketahui, throw in dewasa ini menjadi sebuah taktik dalam sepak bola itu sendiri. Seiring perkembangan zaman, lemparan ke dalam dianggap bisa menjadi senjata mematikan.
Baca Juga:
Ada Pep Guardiola, Berikut 8 Pemain Top yang Pernah Berseragam AS Roma
Sebagai contoh ada nama Rory Delap yang disebut sebagai raja lemparan ke dalam. Ia mahir melakukan throw in sehingga bisa mengancam gawang lawan.
Lemparan ke dalam pemain yang pernah membela Stoke City ini memiliki jarak lemparan hampir setara sepak pojok. Tak jarang hal tersebut menguntungkan timnya untuk mencetak gol.
Selain Delap, Indonesia juga punya sosok pelempar andal pada sosok Pratama Arhan. Lemparan ke dalam bek muda PSIS Semarang ini juga punya jarak lempar yang cukup jauh.
Baca Juga:
Ada Nazar Witan Sulaeman untuk Sang Kekasih yang Ditunaikan Usai Cetak Gol
Lemparan ke dalam ini membuat pemain bertahan dan kiper lawan akan kesulitan untuk menghadang bola. Apalagi jika target lemparan ke dalam itu pemain dengan tubuh jangkung.
Maraknya taktik dalam sebuah lemparan ke dalam di sepak bola modern saat ini pun memunculkan pertanyaan. Mengapa lemparan ke dalam di sepak bola menggunakan tangan, alih-alih kaki seperti permainannya?
Untuk menjawabnya, perlu menilik kembali sejarah soal lemparan ke dalam atau throw in tersebut.
Baca Juga:
Daftar Top Skorer Piala AFF 2020, Irfan Jaya Ditempel Striker Singapura
Adaptasi Rugby dan Hasil dari Perbedaan Aturan
Semua aturan di sepak bola bermula pada tahun 1863 saat sepak bola dan Rugby berpisah. Berpisahnya kedua olahraga ini pun melahirkan regulasi baru untuk masing-masing cabang.
Meski banyak perbedaan aturan, nyatanya beberapa aturan masih terbilang mirip. Salah satunya soal lemparan ke dalam atau membuang bola kembali ke arena lapangan.
Baca Juga:
Belum Juara, Pemain Timnas Thailand Sudah Dihadiahi Rolex, Hermes, Iphone
Sejarah soal lemparan ke dalam sendiri bermula dari Rugby pada tahun 1834. Aturan ini kemudian diadopsi oleh Football Association (FA) pada 1863.
Awalnya, aturan mengatakan bahwa bola boleh dilempar menggunakan tangan atau ditendang menggunakan kaki.
Pada awalnya pula, ada aturan mengenai lemparan ke dalam di mana bola lemparan ke dalam diambil oleh tim yang terakhir memegang bola.
Pada tahun 1867 muncul Aturan Sheffield atau Sheffield Rules yang mengatur tentang lemparan ke dalam secara spesifik.
Dalam Sheffield Rules, lemparan ke dalam diberikan tim lawan yang terakhir menyentuh bola. setahun kemudian, aturan ini diubah di mana lemparan ke dalam menjadi tendangan ke dalam dan bola bisa diarahkan ke berbagai arah.
Berdasarkan usulan Nottingham Forest pada 1873, FA lantas merevisi aturan lemparan ke dalam, di mana bola diberikan ke lawan dari tim terakhir yang menyentuh bola dan bola harus dilempar dalam posisi tegak lurus.
Lalu pada pertemuan FA di tahun 1875 dan 1876, klub yang menggunakan Sheffield Rules memaksa FA untuk melebur ke Sheffield Rules yang di mana lemparan ke dalam menggunakan kaki dan boleh diarahkan ke berbagai arah.
Hal ini memunculkan perdebatan panjang yang tak menemui titik terang. Hingga akhirnya pada 1877 Clydesdale FC mengusulkan sebuah kompromi di mana lemparan ke dalam dilakukan dengan tangan dan bukan ditendang, serta bisa diarahkan ke segala arah.
Alhasil, pada 1877 disepakati bahwa lemparan ke dalam dilakukan dengan cara dilempar menggunakan tangan dan bukan ditendang dengan kaki yang bertahan hingga saat ini.
Aturan dasar di tahun 1877 ini pun terus diperbarui. Salah satunya soal aturan bagaimana posisi melempar bola dan cara melemparkan bola.
Aturan ini terus berkembang seiring zaman. Salah satu aturan yang tertulis adalah bola hasil lemparan ke dalam yang langsung masuk ke gawang lawan tak dianggap sebagai sebuah gol.
Selain itu, lemparan ke dalam tak mengenal aturan offside. Pun dengan kiper dilarang untuk menyentuh bola dengan tangannya saat menerima lemparan ke dalam.
Aturan-aturan ini pun membuat sepak bola kian kaya taktik. Tak pelak, lemparan ke dalam kini tak hanya dipandang sebagai cara untuk melanjutkan permainan, namun juga dianggap sebagai bagian menciptakan peluang seperti yang dilakukan Rory Delap dan Pratama Arhan.
Berita Terkait
-
Lolos ke Babak 16 Besar Piala Asia, Bung Towel Tetap Kritik Shin Tae-yong: Tidak Sesuai Kinerja dan Janji
-
Tiga 'Ritual' Stefano Beltrame Sebelum Bertanding, Sudah Dipraktikkan di Persib, Belum?
-
Di Hadapan Menpora, Bos Persib Ajak Semua Pihak Perbaiki Sepak Bola Indonesia
-
Bukan Naturalisasi, Indra Sjafri Kasih Tahu Resep agar Timnas Indonesia Lebih Baik di Masa Depan
-
Mengenang Kepergian Mega Bintang Diego Maradona Tiga Tahun Lalu, AFA Tulis Pesan Menyentuh
-
Pemain Ajax Amsterdam Berdarah Maluku Kagum dengan Sepak bola Indonesia: Suporternya Keren, di Belanda Banyak Protes
-
Kamu Harus Tahu, Ini Luas Lapangan Sepakbola Standar Nasional
-
Mirisnya Sepak Bola Putri Indonesia: Jadi yang Terburuk di ASEAN, Kalah dari Timor Leste
-
Heboh Bung Towel Duga Shin Tae-yong Pakai Buzzer: Menurut Saya Agak Aneh Aja
-
Darius Sinathrya Ungkap Biaya Sekolah Sepak Bola Sang Anak di Prancis, Capai Rp 1 Miliar
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Lamine Yamal, Bocah 16 Tahun 362 Hari Cetak Gol di Euro 2024
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
-
Jadwal Perempatfinal Euro 2024, Jerman vs Spanyol hingga Portugal vs Prancis
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Dilepas Gratis SC Heerenveen, Media Belanda Bongkar Masa Depan Gelandang Timnas Indonesia
-
Ambisi Granit Xhaka Bisa Semulus Bayer Leverkusen? Percaya Timnas Swiss Juara di Bawah Kendali Murat Yakin
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Ini Tiga Negara yang Baru Bergabung ke Babak Final Euro 2024
-
Jadwal Vietnam vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Putaran Kedua
-
5 Fakta Menarik Jelang Laga Euro 2024, Tiket Nonton Tahap Pertama Jadi Buruan Suporter