Bolatimes.com - Jika menyebut rivalitas paling panas di dunia sepak bola, maka penikmat sepak bola sepakat menyebut nama dua tim yakni Boca Juniors dan River Plate.
Boca Juniors dan River Plate merupakan dua klub papan atas Liga Argentina. Keduanya adalah klub tersukses di negeri Tango sejak berdiri.
River Plate menjadi tim tersukses dengan koleksi 36 gelar di kancah liga, sedangkan Boca Juniors menguntit di posisi kedua dengan 32 gelar.
Baca Juga:
Jadwal Indonesia Open 2021 Hari Ini: 3 Wakil Merah Putih Bidik Tiket Final
Uniknya, kedua tim sukses ini berasal dari kota yang sama yakni Buenos Aires. Tak ayal bumbu-bumbu rivalitas pun hadir di antara Boca Juniors dan River Plate sejak awal keduanya berdiri.
Meski banyak tim yang lahir di ibu kota Argentina itu, tetap saja Boca Juniors dan River Plate menjadi gambaran bagaimana panasnya sebuah Derby.
Bahkan duel antara Boca Juniors dan River Plate mempunyai julukan yang tak biasa yakni Superclasico. Julukan Derby ini menjadi tanda bahwa Superclasico lebih besar dari rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona.
Baca Juga:
Hasil Undian Playoff Piala Dunia 2022: Portugal dan Italia Saling Bunuh
Saking panasnya rivalitas antara Boca Juniors dan River Plate, legenda Manchester United, Eric Cantona dibuat ngeri saat hadir menonton langsung Superclasico ini seperti pengakuan Joel Richard dalam bukunya yang berjudul ‘Superclasico: Inside the Ultimate Derby’.
“Kami sudah pernah berada di Manchester, Turki, Milan, tapi yang satu ini, seperti apa yang mereka katakan di sini, adalah sebuah pertanyaan tentang ‘vida o muerte’ (hidup atau mati),” kata Cantona, dilansir dari The Guardian.
Pertanyaan pun mengemuka lewat pengakuan Cantona ini. Bagaimana rivalitas panas antara Boca Juniors dan River Plate bisa hadir di sepak bola?
Baca Juga:
Jadwal Liga Italia Pekan Ini: Juventus vs Atalanta, Napoli vs Lazio
Lahirnya Superclasico
Banyak yang meyakini bahwa Superclasico hadir karena kedua tim berasal dari kota yang sama, yakni Buenos Aires, tepatnya dari distrik La Boca.
Namun asal kota yang sama hanyalah pemantik saja. Rivalitas keduanya mulai memanas karena adanya pertentangan soal kelas sosial dan ideologi politik.
Baca Juga:
Jadwal Liga Spanyol Pekan Ini: Real Madrid Vs Sevilla, Villarreal Vs Barca
Semua itu bermula pada 1923 saat River Plate pindah ke Distrik Nunez yang dikenal sebagai kawasan orang elit atau kawasan yang makmur.
Dari kepindahan ini, pendukung River Plate mengejek para pendukung Boca Juniors sebagai Los Puercos (si babi) untuk menyindir distrik La Boca yang miskin dan kumuh.
Penggemar Boca Juniors pun tak mau kalah. Mereka membalas sindiran itu dengan menyebut pendukung River Plate sebagai Gallinas (ayam) yang punya arti pengecut atau penakut yang sering diperlihatkan orang-orang kaya di zamannya.
Dengan kata lain, persaingan Boca Juniors dan River Plate bukan berasal dari klubnya, melainkan basis suporternya sendiri.
Sejak saat itu, persaingan keduanya mulai membesar. Apalagi dengan fakta bahwa hampir 70 persen penduduk Argentina menjadi penggemar dua tim tersebut.
Dengan besarnya basis suporter kedua tim, pertemuan Boca Juniors dan River Plate pun membuat operator liga dan pemerintah setempat menyediakan banyak petugas keamanan untuk mengawal pertandingan keduanya.
Kendati banyak petugas keamanan dan bahkan Polisi Anti Huru Hara yang diturunkan, tetap saja pertikaian keduanya basis suporter dan juga pemain kedua tim terjadi.
Salah satu kerusuhan terbesar dalam laga kedua tim pernah terjadi pada 1968 silam dengan sebutan Puerta 12. Kerusuhan ini bermula karena pendukung Boca Juniors membuang kertas yang dibakar dari tribun atas ke tribun bawah.
Karena kertas yang terbakar itu, para penonton di tribun bawah pun lari tunggang langgang dan mengakibatkan kericuhan. Banyak orang yang terinjak-injak hingga memakan korban jiwa sebanyak 74 orang.
Berita Terkait
-
Pertama dalam Sejarah, Kisah Unik Klub Liga Brasil Transfer Pemain Pakai Uang Kripto
-
Bikin Ngilu! Momen Cedera Mengerikan Eks Bek Manchester United di Liga Argentina
-
Deretan Insiden Gas Air Mata di Sepak Bola Sepanjang 2022, dari Kanjuruhan hingga Buenos Aires
-
Serupa Tragedi Kanjuruhan, Gas Air Mata Bikin Pertandingan di Liga Argentina Terpaksa Ditunda
-
Kalah di Laga Debut sebagai Pelatih Rosario Central, Carlos Tevez Legowo
-
Profil Alexis Messidoro, Eks Rekan Setim Carlos Tevez yang Kini Gabung Persis Solo
-
Viral Aksi Marcos Rojo Merokok dan Minum Bir Usai Antar Boca Junior Raih Trofi
-
Momen Julian Alvarez Cetak Enam Gol di Copa Libertadores, Calon Mesin Gol Manchester City
-
Profil Julian Alvarez, Calon Suksesor Sergio Aguero di Manchester City
-
Dani Alves akan Lakoni Debut Keduanya di Barcelona Pekan Ini
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Lamine Yamal, Bocah 16 Tahun 362 Hari Cetak Gol di Euro 2024
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
-
Jadwal Perempatfinal Euro 2024, Jerman vs Spanyol hingga Portugal vs Prancis
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Dilepas Gratis SC Heerenveen, Media Belanda Bongkar Masa Depan Gelandang Timnas Indonesia
-
Ambisi Granit Xhaka Bisa Semulus Bayer Leverkusen? Percaya Timnas Swiss Juara di Bawah Kendali Murat Yakin
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Ini Tiga Negara yang Baru Bergabung ke Babak Final Euro 2024
-
Jadwal Vietnam vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Putaran Kedua
-
5 Fakta Menarik Jelang Laga Euro 2024, Tiket Nonton Tahap Pertama Jadi Buruan Suporter