Bolatimes.com - Jika menyebut rivalitas paling panas di dunia sepak bola, maka penikmat sepak bola sepakat menyebut nama dua tim yakni Boca Juniors dan River Plate.
Boca Juniors dan River Plate merupakan dua klub papan atas Liga Argentina. Keduanya adalah klub tersukses di negeri Tango sejak berdiri.
River Plate menjadi tim tersukses dengan koleksi 36 gelar di kancah liga, sedangkan Boca Juniors menguntit di posisi kedua dengan 32 gelar.
Uniknya, kedua tim sukses ini berasal dari kota yang sama yakni Buenos Aires. Tak ayal bumbu-bumbu rivalitas pun hadir di antara Boca Juniors dan River Plate sejak awal keduanya berdiri.
Meski banyak tim yang lahir di ibu kota Argentina itu, tetap saja Boca Juniors dan River Plate menjadi gambaran bagaimana panasnya sebuah Derby.
Bahkan duel antara Boca Juniors dan River Plate mempunyai julukan yang tak biasa yakni Superclasico. Julukan Derby ini menjadi tanda bahwa Superclasico lebih besar dari rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona.
Saking panasnya rivalitas antara Boca Juniors dan River Plate, legenda Manchester United, Eric Cantona dibuat ngeri saat hadir menonton langsung Superclasico ini seperti pengakuan Joel Richard dalam bukunya yang berjudul ‘Superclasico: Inside the Ultimate Derby’.
“Kami sudah pernah berada di Manchester, Turki, Milan, tapi yang satu ini, seperti apa yang mereka katakan di sini, adalah sebuah pertanyaan tentang ‘vida o muerte’ (hidup atau mati),” kata Cantona, dilansir dari The Guardian.
Pertanyaan pun mengemuka lewat pengakuan Cantona ini. Bagaimana rivalitas panas antara Boca Juniors dan River Plate bisa hadir di sepak bola?
Lahirnya Superclasico
Banyak yang meyakini bahwa Superclasico hadir karena kedua tim berasal dari kota yang sama, yakni Buenos Aires, tepatnya dari distrik La Boca.
Namun asal kota yang sama hanyalah pemantik saja. Rivalitas keduanya mulai memanas karena adanya pertentangan soal kelas sosial dan ideologi politik.
Semua itu bermula pada 1923 saat River Plate pindah ke Distrik Nunez yang dikenal sebagai kawasan orang elit atau kawasan yang makmur.
Dari kepindahan ini, pendukung River Plate mengejek para pendukung Boca Juniors sebagai Los Puercos (si babi) untuk menyindir distrik La Boca yang miskin dan kumuh.
Penggemar Boca Juniors pun tak mau kalah. Mereka membalas sindiran itu dengan menyebut pendukung River Plate sebagai Gallinas (ayam) yang punya arti pengecut atau penakut yang sering diperlihatkan orang-orang kaya di zamannya.
Dengan kata lain, persaingan Boca Juniors dan River Plate bukan berasal dari klubnya, melainkan basis suporternya sendiri.
Sejak saat itu, persaingan keduanya mulai membesar. Apalagi dengan fakta bahwa hampir 70 persen penduduk Argentina menjadi penggemar dua tim tersebut.
Dengan besarnya basis suporter kedua tim, pertemuan Boca Juniors dan River Plate pun membuat operator liga dan pemerintah setempat menyediakan banyak petugas keamanan untuk mengawal pertandingan keduanya.
Kendati banyak petugas keamanan dan bahkan Polisi Anti Huru Hara yang diturunkan, tetap saja pertikaian keduanya basis suporter dan juga pemain kedua tim terjadi.
Salah satu kerusuhan terbesar dalam laga kedua tim pernah terjadi pada 1968 silam dengan sebutan Puerta 12. Kerusuhan ini bermula karena pendukung Boca Juniors membuang kertas yang dibakar dari tribun atas ke tribun bawah.
Karena kertas yang terbakar itu, para penonton di tribun bawah pun lari tunggang langgang dan mengakibatkan kericuhan. Banyak orang yang terinjak-injak hingga memakan korban jiwa sebanyak 74 orang.
Berita Terkait
-
Sejarah! Guru Penjaskes Berstatus Magang Cetak Gol di Piala Dunia Antarklub 2025
-
Piala Dunia Antarklub 2025 Kacau Balau! Kuasa Tuhan Buat Laga Dihentikan
-
Bayern Munich Tumbangkan Boca Juniors: Keperkasaan Klub Conmebol Terhenti
-
Luis Enrique Buka Kans Latih Boca Juniors atau River Plate, Bosan Juara di Eropa?
-
Laga Panas Boca Juniors vs Benfica: 3 Pemain Diusir, Wasit Jadi Sasaran Kemarahan
-
Prediksi Dukun Asing di Piala Dunia Antarklub 2025: Bakal Ada Kekacauan
-
Pertama dalam Sejarah, Kisah Unik Klub Liga Brasil Transfer Pemain Pakai Uang Kripto
-
Bikin Ngilu! Momen Cedera Mengerikan Eks Bek Manchester United di Liga Argentina
-
Deretan Insiden Gas Air Mata di Sepak Bola Sepanjang 2022, dari Kanjuruhan hingga Buenos Aires
-
Serupa Tragedi Kanjuruhan, Gas Air Mata Bikin Pertandingan di Liga Argentina Terpaksa Ditunda
Terkini
-
Kapan Piala Super Eropa 2025? PSG Bidik Trofi Pertama, Tottenham Siap Bikin Kejutan
-
Pemain Keturunan Indonesia Debut Bersama Ajax, Legenda Belanda Ini Dongkol
-
Rahasia Gaji Ronaldinho di Barca Legends Dibongkar Eks Rekan Patrick Kluivert
-
Demi Uang Rp1 Triliun, Darwin Nunez Hijrah ke Arab Saudi
-
Pesta Gol di Allianz Arena! Bayern Munich Bungkam Tottenham, Harry Kane Permalukan Mantan
-
Ronald Koeman Raih Penghargaan Tertinggi Eredivisie, Patrick Kluivert Gak Dapat?
-
Drama Transfer Rekan Kevin Diks di Gladbach: Maunya Pindah ke Ajax
-
Klub Anyar Justin Hubner Jadi Sorotan Jelang Kick Off Eredivisie 2025 Gegara Ini
-
Eks Pelatih FC Twente dan Pemain Keturunan Ditahan Kasus Pelecehan Seksual
-
Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa