Rauhanda Riyantama
Marseille saat juara Piala Intertoto pada 2005. (GERARD JULIEN / AFP)

Bolatimes.com - Sepak bola Eropa yang dinaungi UEFA memiliki banyak kompetisi resmi. Salah satu kompetisi yang kini hilang dari peredaran adalah Piala Intertoto.

Dalam perkembangan sepak bola Eropa, banyak turnamen yang digelar oleh UEFA untuk mempertemukan tim dari negara satu dengan negara lainnya.

Saat ini, turnamen di Eropa hanya dikenal tiga saja, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan European Conference League atau Liga Konferensi Eropa.

Baca Juga:
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini: Big Match Liverpool vs Arsenal

Jauh sebelumnya banyak kompetisi yang digelar dan dinaungi UEFA sebelum menjadi tiga kompetisi yang dikenal saat ini.

Sebagai contoh ada Inter-Cities Fairs Cup yang merupakan turnamen cikal bakal Piala UEFA atau yang kini akrab disebut Liga Europa.

Inter-Cities Fairs Cup adalah sebuah turnamen persahabatan antara tim-tim dari kota-kota di negara Eropa yang mengadakan pameran perdagangan.

Baca Juga:
Veronique, Perempuan yang Berani Halangi Zidane Latih Manchester United

Ajang ini digelar sejak 1955 dan diberhentikan gelarannya pada 1971 sebelum diubah menjadi Piala UEFA yang kemudian di-rebranding menjadi Liga Europa.

Selain Inter-Cities Fairs Cup, ada pula turnamen Eropa yang telah lama berdiri dan baru dimusnahkan pada era sepak bola modern atau tahun 2000 an. Turnamen itu bernama Piala Intertoto.

Lantas, apa itu Piala Intertoto dan bagaimana sejarah hadirnya turnamen ini?

Baca Juga:
Belum Banyak Materi di Turki, Pemain Timnas U-18 Digembleng Latihan Passing

Piala Intertoto: Turnamen Eropa yang Lahir dari Judi

Piala Intertoto sejatinya bukanlah turnamen bentukan UEFA atau berada di bawah naungan UEFA pada mulanya. Ajang ini baru masuk dinaungi UEFA pada tahun 1995.

Piala Intertoto berdiri pada tahun 1961. Ajang ini digagas oleh Wakil Presiden FIFA, Ernst Thommen yang juga mengelola sebuah perusahaan judi.

Baca Juga:
Digembleng Porsi Berat, Timnas Indonesia U-18 Latihan 3 Kali Sehari

Ernst Thommen membuat Piala Intertoto sebagai ajang untuk mewadahi para pejudi melakukan taruhan selama musim panas atau pramusim.

Nama Piala Intertoto sendiri diambil dari bahasa latin ‘Inter’ yang berarti antara dan bahasa Jerman ‘Toto’ yang berarti judi. Jadi penamaan ini sesuai dengan misi Ernst Thommen.

Pada mulanya, ajang ini diikuti oleh banyak tim dari berbagai negara di Eropa. Format yang dipakai pun hampir sama dengan Liga Champions.

Pada 1995, Piala Intertoto yang independen ini pun diambil alih oleh UEFA sebagai kompetisi resmi di bawah naungannya.

Dalam perjalanannya, Piala Intertoto dianggap tak menarik oleh banyak tim. Salah satu faktornya adalah waktu penyelenggaraan ajang ini.

Piala Intertoto dimainkan di musim panas yakni Juni hingga Agustus. Dalam periode tersebut, biasanya setiap tim Eropa melakukan tur pramusim.

Selain karena waktu, ajang ini dianggap tak menarik karena pesertanya tim-tim yang tak begitu punya nama besar di sepak bola Eropa.

Namun tetap saja pesertanya menjalani ajang ini dengan niat. Sebab, pemenang Piala Intertoto berkesempatan tampil di Piala UEFA.

Dengan kata lain, Piala Intertoto menjadi turnamen pramusim yang punya hadiah menarik yakni membuat sebuah tim bisa bermain di ajang kelas dua sekelas Piala UEFA.

Ada alasan lain mengapa Piala Intertoto dianggap tak menarik. Selain karena waktu dan tim pesertanya, ajang ini dianggap tak menarik karena hadiah atau trofi yang diberikan.

Selain mendapat tempat di Piala UEFA, hadiah yang diberikan Piala Intertoto adalah sebuah trofi yang hanya seukuran deodoran atau hanya segenggam tangan saja.

Lambat laun, trofi sebesar deodoran itu diubah menjadi plakat. Hal inilah yang membuat turnamen ini kehilangan gengsinya kendati dinaungi UEFA.

Di awal berdirinya, Piala Intertoto selalu punya juara sejati sejak 1961 hingga 1967. Selebihnya, turnamen ini tak punya juara sejati karena terkadang gelar juara dibagi ke 7 tim berbeda.

Setelah dinaungi UEFA, juara Piala Intertoto bahkan bisa dua hingga tiga tim sebelum di masa-masa berakhirnya Piala Intertoto barulah format juara diberikan ke satu tim saja.

Pemberian gelar juara ini pun berkesinambungan dengan jargon Piala Intertoto di bawah UEFA yakni ‘No Final, No Winner, No Trophy’. Bisa dikatakan, ajang ini tak menjual sama sekali.

Hingga akhirnya pada 2007 Michel Platini selaku Presiden UEFA, menghapus Piala Intertoto dan menggantikannya dengan Kualifikasi Liga Europa yang membuat kualifikasi ajang itu berubah menjadi empat tahapan.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Load More