Rauhanda Riyantama
Juventus pada musim 2006. (PACO SERINELLI / AFP)

Bolatimes.com - Juventus menjadi salah satu klub tersukses di Italia. Kebesaran nama tim berjuluk Si Nyonya Tua ini tak lepas dari deretan prestasi yang pernah mereka ukir.

Kebesaran nama Juventus tak lepas dari statusnya sebagai salah satu klub tertua di dunia. Tim yang juga memiliki julukan Bianconeri ini berdiri pada 1897 silam di kota Turin, Piemonte.

Pertama kali Juventus bergabung dalam kompetisi resmi yakni pada 1900 dan mulai meraih gelar perdana liga lima tahun berselang.

Baca Juga:
Kode Keras, Pratama Arhan Ingin Punya Pacar seperti Vanesha Prescilla

Di awal berdirinya, Juventus sempat mendominasi sepak bola Italia selama hampir empat dekade sejak 1920 an. Alhasil mereka mendapat penghargaan yakni bintang kehormatan di kostum karena mampu memenangi gelar liga sebanyak 10 kali.

Penghargaan itu menjadikan Juventus tim pertama di Italia yang mampu mendapat bintang kehormatan  pada musim 1957-58.

Roda pun tak selalu di atas. Di era 1960 an, dominasi Juventus sempat terhenti dengan hanya memenangi satu gelar liga saja pada musim 1966-1967.

Baca Juga:
Kerap Dipakai Pemain, Ini Fungsi Rompi Hitam yang Mirip Bra

Setelahnya, Juventus bangkit kembali di era 1970  hingga awal 2000. Kesuksesan ini menahbiskan Juventus sebagai tim terkuat di Italia.

Sayangnya, status tersebut tercoreng karena skandal Calciopoli atau pengaturan skor yang membuat Juventus harus merasakan degradasi ke Serie B.

Alessandro Del Piero (Dok. weloba.com/Galih)

Calciopoli sebagai Biang Kerok Degradasi Juventus

Baca Juga:
Go Public, Pevoli Yolla Yuliana Bagikan Potret Mesra dengan Pebasket Timnas

Fabio Capello selaku pelatih Juventus saat itu, berhasil membawa Si Nyonya Tua meraih Scudetto di musim 2004-2005 dan 2005-2006.

Sayangnya, pada Mei 2006 sebuah skandal yang mencoreng wajah sepak bola Italia terungkap. Skandal tersebut adalah Calciopoli.

Di skandal Calciopoli ini terdapat aksi suap, korupsi dan pengaturan skor yang melibatkan banyak klub Italia. Tak hanya klub, skandal ini juga melibatkan pihak berwajib, politisi, pemain dan bahkan wasit.

Baca Juga:
Hadiri Festival Film Cannes, Georgina Rodriguez Pamer Cincin Seharga Rp11 M

Setelah dilakukan investigasi mendalam, pada Mei 2006 Luciano Moggi selaku Direktur Juventus dinyatakan bersalah karena terlibat dengan penunjukkan wasit pertandingan.

Selain itu, dalam skandal Calciopoli ini terkuak beberapa percakapan telepon antara manajer tim dan organisasi wasit sepanjang musim 2004-2005 dan 2005-2006.

Karena skandal ini, Juventus pun mendapat hukuman sangat berat yakni pengurangan sembilan poin, harus terdegradasi ke Serie B, dan pencopotan gelar juara 2004-2005 dan 2005-2006.

Gelar juara di dua musim itu dicopot dan diberikan kepada rival abadi Juventus sendiri, yakni Inter Milan. Putusan tersebut keluar pada 14 Juni 2006, saat Italia tengah berjuang di Piala Dunia 2006 sebelum keluar menjadi kampiun.

Putusan tersebut pun membuat beberapa deretan bintang Juventus harus menentukan pilihan antara setia atau keluar dari Bianconeri.

Deretan bintang seperti Zlatan Ibrahimovic, Patrick Vieira, Gianluca Zambrotta, dan lainnya memutuskan meninggalkan Juventus akibat putusan tersebut.

Sedangkan beberapa bintang lainnya seperti Pavel Nedved, Alessandro Del Piero, Gianluigi Buffon dan David Trezeguet memutuskan bertahan dan bermain di Serie B bersama Juventus.

Kesertaan Juventus di Serie B pun tak berlangsung lama. Hanya dalam satu musim, Bianconeri yang dilatih mantan pemainnya, Didier Deschamps, berhasil promosi ke Serie A.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Load More