Irwan Febri Rialdi
Kuda Hitam dan Underdog di Dunia Sepak Bola. (Dok. Lifestyle.co.uk)

Bolatimes.com - Seringkali kita mendengar istilah kuda hitam yang umum digunakan di dunia olahraga, terutama  sepak bola. Kuda hitam biasanya disematkan terhadap pemenang kompetisi yang padahal tidak dijagokan sama sekali sebelumnya.

Selain kuda hitam, adapula istilah underdog yang dikaitkan dalam sebuah kompetisi. Dua istilah ini memiliki makna yang berbeda dan akan diulas selengkapnya di bawah ini.

Awal Muncul Istilah Underdog

Baca Juga:
Tampil Pakai Sport Bra saat Muay Thai, Wika Salim Curi Atensi Netizen

Underdog muncul dari “olahraga” adu anjing (dog fight). Pemenangnya biasanya berada di atas yang kalah (pecundang) atau pecundangnya berada di bawah (terbaring kalah). Gambaran ini kemudian diserap menjadi istilah ‘under the winner’ hingga akhirnya menjadi underdog. Lawan dari underdog adalah top dog (yang dijagokan untuk menang)

Sederhananya, underdog adalah orang atau tim yang tidak diunggulkan dalam sebuah kompetisi. Saat ini, istilah underdog banyak digunakan dalam kompetisi termasuk olahraga sepak bola. Bagi yang melakukan taruhan, nilai underdog jauh lebih tinggi ketimbang top dog.

Kisah underdog dalam sepak bola yang menarik adalah Leicester City sebagai juara Premier League, kompetisi teratas Liga Inggris musim 2015-2016. Saat itu, Leicester City bukan termasuk tim yang diunggulkan atau underdog. Namun mereka justru tampil mengejutkan sebagai juara.

Baca Juga:
Nicolas Anelka Kritik Kylian Mbappe: Anda Harus Tinggalkan PSG

Istilah Kuda Hitam dalam Sepak Bola

Dalam bahasa Indonesia, istilah yang sering digunakan adalah “kuda hitam”. Ternyata kuda hitam ini bukan turunan langsung dari underdog. Istilah kuda hitam berawal dari sebuah kisah Alec bersama seekor kuda hitam bernama The Black Stallion.

Kisah The Black Stallion berawal dari kisah persahabatan antara Alec dan seekor kuda hitam yang sempat dibelenggu oleh sekelompok orang di atas kapal. Hingga akhirnya Alec belajar menunggangi kuda hitam dan dinamai The Black Stallion. Alec mencoba mendaftarkan The Black Stallion dalam sebuah kejuaraan ternama. Namun gagal karena Alec tidak memiliki dokumentasi silsilah jelas sang kuda.

Baca Juga:
5 Fakta Menarik Timnas Italia, Pernah ke Piala Dunia Brasil Naik Kapal

Kemudian The Black Stallion bertanding di kejuaraan yang diikuti kuda-kuda dengan silsilah tidak jelas. Pertandingan diawali dengan melawan dua kuda pacuan tercepat yaitu Cyclone dan Sun Raider. Sejak itulah legenda The Black Stallion mulai dikenal luas.

Kemudian dalam perkembangannya, istilah The Black Stallion atau kuda hitam digunakan untuk menyebutkan mereka yang tidak diunggulkan tetapi justru menjadi juara, mereka yang tidak memiliki catatan sebagai juara tetapi justru membuktikan kepada dunia bahwa merekalah sang juara.

Sebagai contoh kuda hitam adalah Leed United di kompetisi Premier League musim ini. Mereka berstatus sebagai tim promosi dan dianggap sebagai kuda hitam. Leeds menduduki peringkat 9 klasemen akhir Liga Inggris 2020-2021 itu. Skuad besutan Marcelo Bielsa itu nyatanya mampu menggulingkan klub-klub raksasa seperti Manchester City dan Tottenham Hotspur.

Baca Juga:
Sikat Peru, Brasil Melaju ke Final Copa America 2021

Berdasarkan ulasan di atas, ternyata istilah underdog dan kuda hitam tidak memiliki hubungan sama sekali. Istilah kuda hitam yang akrab digunakan di kompetisi sepak bola ternyata berasal dari kisah The Black Stallion.

Kontributor: Yulia Kartika Dewi
Load More