Bolatimes.com - Head Coach Estrellas Del Futbol (EDF) LaLiga Academy, Eladio Antonio R.R, mengungkapkan alasan mengapa sepak bola Indonesia tidak bisa semaju Spanyol. Padahal, ia merasa kedua negara ini memiliki kemirian.
Eladio Antonio R.R tengah berada di Indonesia. Ia membagukan ilmunya kepada anak-anak, terutama akademi sepak bola La Liga yang berada di Jakarta.
Eladio membeberkan alasan mengapa La Liga membuka akademi di Indonesia. Itu karena budaya sepak bola Indonesia dan Spanyol memiliki kemiripan, yakni gaya bermain yang cepat dari kaki ke kaki.
Baca Juga:
Kontak dengan Orang Positif Covid-19, Asnawi Kembali Jalani Karantina
"Beda kalau di Inggris yang main bola-bola panjang diakhiri heading. Di Indonesia itu tidak bisa diterapkan, di Spanyol pun juga tak sempurna itu diterapkan," kata
"Apalagi PSSI juga ada program pengiriman pelatih-pelatih Indonesia untuk belajar pembinaan di Spanyol. Jadi masih ada kemiripan budaya sepak bolanya," kata Eladio saat menjadi salah satu pembicara dalam Webinar Akademi di Tengah Pandemi, Sabtu (20/2/2021).
Meski menerapkan konsep pembinaan La Liga, tetapi Eladio mengakui tak bisa merealisasikannya persis 100 persen.
Baca Juga:
Bongkar Aibnya, Pele Mengaku Suka Selingkuh dan Tak Tahu Punya Berapa Anak
Perbedaan fasilitas hingga kultur masyarakatnya yang membuat Eladio harus pintar-pintar melakukan penyesuaian.
Dia mengambil contoh soal makanan bernutrisi dimana di Spanyol sangat diperhatikan betul. Berbeda dengan Indonesia, terutama kebiasaan para pemain yang gemar menyantao gorengan.
“Di Indonesia, tidak bisa dijalankan sempurna karena anak-anak makan dan minum di rumah masing-masing. Apalagai terkait budaya, di Indonesia anak-anak itu suka makan gorengan. Iya gorengan,” ungkap Eladio.
Baca Juga:
Ghea Youbi Dijewer Gian Zola saat Ketahuan Tonton Video Nakal
“Makanya saya harus lihat apa yang bisa diterapkan akademi di Indonesia. Misal soal makan, kami hanya bisa berpesan jika mau bertanding itu 4 jam sebelumnya jangan makan dan minum yang berat,” paparnya.
Terkait dengan pembinaan usia dini, Eladio menekan adanya prinsip bahwa pemberian materi sepak bola untuk anak usia 6 tahun tidak boleh disamakan dengan usia yang jauh di atasnya.
Bahkan untuk penyampaian materi kepada peserta akademi juga harus dibedakan berdasarkan usianya.
Baca Juga:
Asnawi Dapat Suntikan Semangat Usai Selesai Jalani Karantina di Korsel
“Bicara sepak bola untuk anak usia 6 dan 8 tahun tidak bisa masuk materi taktik. Tapi kalau usianya sudah di atasnya bisa lebih mudah mengajari. Lalu cara menyampaikan harus beda. Usia lebih kecil lebih sensitif karena kalau kita sampaikan lebih kasar maka anak-anak akan tak nyaman dengan kita,” tuturnya.
Selain Eladio, webinar yang diselenggarakan sejumlah jurnalis olahraga di Yogyakarta yang tergabung dalam JOY itu juga menghadirkan pembicara lainnya.
Seperti mantan pelatih PS Tira Rudy Eka Priyambada (Safin Pati Football Academy), Guntur Cahyo Utomo (Kepala Development Center PSS Sleman Academy) dan legenda Persebaya Surabaya Mat Halil (El-Faza FC).
“Youth development itu investasi untuk kesinambungan sepak bola secara global. Sehingga kami priortas di youth development,” sambung Guntur Cahyo Utomo dari PSS Sleman Academy.
“Berhentinya kompetisi tidak menyurutkan semangat Akademi PS Sleman untuk melakukan pembinaan pemain usia muda. Mereka tetap berlatih dengan sistem trial sejak September tahun lalu,” tambah dia.
Sementara itu Ketua JOY Gonang Susatio menambahkan dari webinar ini bisa diketahui bagaimana akademi atau diklat itu tetap berupaya melakukan pembinaan saat pandemi.
“Saat liga terhenti, ternyata mereka tetap aktif melatih dengan menerapkan protokol kesehatan. Artinya pasti ada yang berubah di tengah situasi seperti ini,” tandas dia.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
-
RESMI: BRI Liga 1 Musim Depan Terapkan Aturan 8 Pemain Asing, Bebas dari Mana Saja
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Daftar Tim yang Lolos ke Babak 16 Besar Euro 2024, Ada Negara Kejutan
-
Resmi! Shin Tae-yong Tidak akan Hadir di Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Klasemen Grup A Piala AFF U-16 2024: Indonesia Ditempel Ketat Laos dengan Poin Sama
Terkini
-
Lamine Yamal, Bocah 16 Tahun 362 Hari Cetak Gol di Euro 2024
-
Bek Timnas Indonesia Akan Jaga Striker Italia di Laga Perdana Serie A
-
Jadwal Perempatfinal Euro 2024, Jerman vs Spanyol hingga Portugal vs Prancis
-
Jadwal Babak 16 Besar Euro 2024, Dibuka oleh Laga Swiss vs Italia
-
Dilepas Gratis SC Heerenveen, Media Belanda Bongkar Masa Depan Gelandang Timnas Indonesia
-
Ambisi Granit Xhaka Bisa Semulus Bayer Leverkusen? Percaya Timnas Swiss Juara di Bawah Kendali Murat Yakin
-
BUBUK! Jerman Memang Keterlaluan, Andy Robertson Buka-bukaan Skotlandia Hancur di Laga Pertama Euro 2024 Grup A
-
Ini Tiga Negara yang Baru Bergabung ke Babak Final Euro 2024
-
Jadwal Vietnam vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Putaran Kedua
-
5 Fakta Menarik Jelang Laga Euro 2024, Tiket Nonton Tahap Pertama Jadi Buruan Suporter