Rauhanda Riyantama
Aturan unik Major League Soccer soal tendangan penalti di periode 1996 hingga 1999. (Youtube/Major League Soccer)

Bolatimes.com - Major League Soccer (MLS) sempat menerapkan aturan unik tentang adu penalti. Jika biasanya bola ditendang dari jarak 12 yard atau 11 meter, maka MLS mewajibkan pemain yang maju sebagai eksekutor menggiring bola lebih dulu dari tengah lapangan baru diakhiri dengan tendangan.

Pakemnya begini, penendang akan berada dalam jarak 35 yard atau 32 meter dari gawang. Setelah itu, mereka punya waktu lima detik untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Biasanya, penendang akan menggiring bola dan mencari peluang untuk melepaskan tembakan. Sementara kiper dari tim lawan bergerak maju untuk menutup ruang tembak. Situasi tersebut mirip penalti yang ada di olahraga hoki.

Baca Juga:
Begini Respons Pelatih Persib Bandung soal Rumor Hengkangnya Febri Hariyadi

Metode penalti ala MLS ini bisa dibilang susah-susah gampang. Pasalnya, situasi satu lawan satu dengan kiper bukan pekerjaan mudah bagi sebagian pemain.

Melansir dari berbagai sumber, aturan penalti dengan format nyeleneh tersebut berlaku di awal bergulir MLS, yakni pada 1996. Intesitasnya pun cukup tinggi, sebab mereka tidak mengenal hasil imbang dalam sebuah pertandingan.

Namun metode penalti ala MLS itu hanya berjalan selama empat musim. Pada 1999, model babak tos-tosan seperti itu dihapuskan karena menuai kritikan dari sejumlah fans yang mulai sadar akan sepak bola.

Baca Juga:
Sudah Sukses di Level Klub, Ini Ambisi Besar Pep Guardiola Selanjutnya

Kini, MLS sudah menerapkan aturan penalti kovensional yang sesuai rekomendasi FIFA sejak musim 2000. Artinya babak adu tendangan penalti bisa diterapkan ketika tidak ada pemenang dalam 120 menit.

Sebagai informasi, babak adu tendangan penalti pertama kali dirumuskan oleh wasit asal Israel, Yosef Dagan. Ia kecewa setelah melihat Timnas Israel kalah pada babak perempatfinal Olimpiade 1968.

Setelah diusulkan pada 1968, FIFA baru mengesahkan aturan tersebut dua tahun kemudian. Sejak saat itu semua pertandingan menerapkan metode penalti jika tak ada pemenang dalam waktu normal.

Baca Juga:
Tidak Ada Degradasi, Liga 1 2020 Dilanjut September?

Load More