Arsito Hidayatullah
Pebulutangkis putri spesialis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. [Dok. PBSI]

Bolatimes.com - Atlet kebanggaan Indonesia, Liliyana Natsir, merasa bersyukur terpilih sebagai pebulutangkis putri terbaik dalam satu dekade terakhir versi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Eks partner Tontowi Ahmad di ganda campuran ini didapuk BWF sebagai pebulutangkis putri terbaik sedekade melalui pemungutan suara atau voting lewat akun Twitter @BWFMedia.

Di tahap terakhir, Butet --sapaan akrab Liliyana-- nyatanya mampu mengalahkan pebulutangkis tunggal putri China Taipei, Tai Tzu Ying, yang kekinian masih aktif bertanding.

Baca Juga:
Batalkan Indonesia Ikut Piala Thomas dan Uber 2020, Ini 3 Pertimbangan PBSI

Dalam voting itu, Butet mendapatkan suara 69,4 persen, berbanding sekitar 30,6 persen yang diraih Tai Tzu Ying.

Lewat akun Instagram-nya, Butet pun menyatakan bersyukur bisa mendapat penghargaan tersebut. Dia pun berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya.

Liliyana Natsir (kanan) ketika beraksi di lapangan bersama pasangannya di ganda campuran, Tontowi Ahmad, di turnamen Indonesia Masters 2019 di Jakarta, Januari 2019 lalu. [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]

"Thank God and thank you to all my friends who chose me, you guys amazing (Terima kasih Tuhan dan terima kasih untuk semua teman yang memilih saya, kalian luar biasa)," tulis Liliyana lewat Instagram Stories.

Baca Juga:
Soal SK Magang Tontowi Ahmad, PBSI Tak Merasa Salah Buat Keputusan

Selama aktif bertanding, Liliyana Natsir memang dikenal sebagai salah satu atlet putri dengan kemampuan di atas rata-rata untuk sektor ganda campuran.

Pernyataan itu tak berlebihan apabila melihat deretan prestasi yang diraih atlet kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 1985 silam tersebut.

Butet antara lain berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro bersama Tontowi Ahmad. Hasil itu membuatnya sukses menyamai pencapaian Susy Susanti sebagai atlet putri Indonesia pertama peraih medali emas Olimpiade.

Baca Juga:
Liliyana Natsir Tak Kuasa Tahan Tangis Saat PB Djarum Hentikan Beasiswa

Selain Olimpiade, Butet juga meraih sederet prestasi bergengsi di ajang besar lain. Sebut saja di antaranya gelar jawara Kejuaraan Dunia di mana dia merebutnya empat kali (2005, 2007, 2013 dan 2017).

[Reporter: Arief Apriadi]

*Artikel ini sebelumnya juga sudah dipublikasikan di Suara.com.

Load More